Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Jejak "Raja Gula" di Kelenteng Tertua Pecinan Semarang

Kompas.com - 05/02/2024, 07:13 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Mendekati imlek tahun 2024, beberapa kelenteng di kawasan pecinan Semarang mulai ramai dikunjungi masyarakat Tionghoa. Salah satunya Kelenteng Siu Hok Bio. 

Kelenteng yang berada di Jalan Wotgandul Timur Nomor 38, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah itu merupakan kelenteng paling tua di pecinan Semarang. 

Meski ukurannya tak sebesar yang lain, kelenteng tersebut menjadi saksi biksu awal mula keberadaan warga Tionghoa di pecinan Semarang.

Baca juga: Jelang Imlek, Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang Bersolek

Ketua Yayasan Kelenteng Siu Hok Bio, Lie Gei Hong (73), mengatakan, kelenteng tersebut sudah berdiri sejak 1416. Keberadaan Kelenteng Siu Hok Bio menjadi pertanda keberadaan warga Tionghoa di pecinan. 

"Sebelumnya orang Tionghoa itu ada di kawasan Sam Poo Kong (Gedung Batu)," jelasnya saat ditemui Kompas.com di Kelenteng Siu Hok Bio, Minggu (4/2/2024). 

Berdasarkan arsip yang dia peroleh, keberadaan Kelenteng Siu Hok Bio di pecinan Semarang juga ada campur tangan Oei Tjie Sien. 

Bagi warga Semarang, nama Oei Tjie Sien sudah tak asing. Oei Tjie Sien merupakan ayah Oei Tiong Ham yang dijuluki sang 'Raja Gula' terbesar di Dunia. 

"Yang bawa patung dewa ke Kelenteng Siu Hok Bio itu Oei Tjie Sien," kata dia. 

Oei Tjie Sien membawa patung dewa menggunakan perahu dari China ke Kota Semarang. 

"Beliau bawa Dewa Bumi dari China ke sini pakai kapal," ucap Lie menceritakan.

Sejak pertama kali berdiri, kelenteng tersebut berukuran tidak terlalu besar. Luasan bangunannya hanya sekitar 9×25 meter. 

Saat ini kelenteng Siu Hok Bio diapit ruko besar dan masuk ke dalam cagar budaya. Bentuk bangunan tidak banyak berubah walaupun ada beberapa yang sudah direnovasi. 

"Yang sering direnovasi bagian lantai, sudah tiga kali. Sebelum pakai granit Italia dulu lantainya itu pasir semen warna merah," kenangnya. 

Tempat ibadah pertama 

Pemerhati Sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono, turut membenarkan bahwa kelenteng tertua di pecinan adalah Siu Hok Bio.

Kelenteng tersebut menjadi tempat ibadah pertama orang Tionghoa setelah dipindahkan ke kawasan pecinan. 

Baca juga: Semarak Perayaan Imlek di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang, Digelar Tanpa Hiburan untuk Menghormati Tahun Politik

"Tay Kak Sei malah nomor ketiga kelenteng tertua di pecinan, sedangkan yang kedua itu kelenteng yang berada Gang Gambiran," beber Johanes. 

Dulunya, warga Tionghoa dipindahkan oleh Belanda dari Gedung Bati ke kawasan yang saat ini menjadi pecinan agar pengawasnya itu lebih mudah. 

"Jadi dulu orang-orang Eropa itu ada di dalam kota, sekarang Kota Lama. Sementara orang Tionghoa ada di luar," imbuhnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Regional
Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Digagalkan

Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Digagalkan

Regional
Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Regional
Sakau, Penumpang Speed Boat dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu-sabu

Sakau, Penumpang Speed Boat dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu-sabu

Regional
TNI AL Tangkap Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Saat Sakau

TNI AL Tangkap Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Saat Sakau

Regional
Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

Regional
Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com