Slamet adalah seorang penyandang disabilitas tuna daksa sejak lahir.
Dua tungkainya layuh dan mengalami skoliosis – kondisi tulang punggung bengkok membentuk huruf S.
Untuk menopang kegiatan sehari-hari, ia selalu mengandalkan alat bantu kursi roda. Sedangkan untuk aktivitas di luar rumah, pria berusia 44 tahun itu selalu mengendarai sepeda motor roda tiga yang dimodifikasi.
“Saya itu ibaratnya caleg tak bermodal karena memang miskin,” kata Slamet saat dijumpai di rumahnya yang berada di tengah gang perkampungan di Solo.
Baca juga: Caleg di Purworejo Libatkan Anak-anak Dalam Kampanye, Bawaslu: Tindak Pidana
Slamet mengatakan omzet penjualan sabun cuci cairnya kurang lebih Rp 200.000 per hari. Adapun modal awal sekitar sekitar Rp 60.000.
Lantaran modalnya yang terbatas, Slamet pun menyiasati kampanyenya dengan cara memberikan sabun cuci gratis.
Kemasan botol sabun ditempeli stiker yang memuat foto dirinya lengkap dengan nomor urut dan logo partai.
Ia sering membagikan botol sabun cuci cair itu kepada ibu-ibu yang ditemuinya.
Namun untuk mencetak stiker itu, kata Slamet, membutuhkan biaya sehingga dirinya tidak mencetak dalam jumlah yang banyak.
“Saya membuat stiker itu setiap mendapatkan keuntungan. Setiap hari saya sisihkan Rp 10.000."
Baca juga: Beri Cap Tersangka Penusukan Pohon di Poster Caleg, Inisiator: Biar Paham Itu Salah!
"Setelah genap Rp 100.000, saya pesankan stiker yang dapat 100 lembar. Nanti kalau ada rejeki lagi, kita cetak lagi,” ujar pria yang sempat jualan teh tarik di salah satu kampus di Solo, namun terpaksa tutup sejak pandemi melanda.
Selain akan memperjuangkan hak-hak kesetaran bagi penyandang disabilitas di Solo, Slamet mengusung program untuk memperjuangkan pembangunan yang merata dan berkeadilan di Kota Solo.
Sementara itu salah satu tetangga, Yanti mengaku telah mengetahui jika Slamet maju menjadi caleg.
Ia pun berharap jika nantinya Slamet terpilih menjadi anggota legislatif DPRD Kota Solo untuk merakyat dan memperjuangkan aspirasi warga.
“Harapannya tetap bisa merakyat lah. Saya harus mendukung dan wajib mencoblos Mas Slamet karena dekat (rumahnya),” kata Yanti.
Baca juga: Caleg DPRD Bondowoso Jual Ginjal untuk Modal Kampanye, IDI: Tak Bisa Sembarangan