Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Polio Kembali Muncul di Indonesia, Begini Cara Penyebarannya

Kompas.com - 18/01/2024, 19:32 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Kasus Polio kembali muncul di Indonesia setelah sempat mendapat Sertifikat Bebas Polio pada tahun 2014 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kemunculan polio tersebut ditandai oleh laporan tiga anak di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/ AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe 2.

Tak heran, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio serentak di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman Yogyakarta sejak 15 Januari 2024 lalu.

Pakar epidemiologi dari Universitas Negeri Semarang (UNNES), Prof. Dr. dr. Mahalul Azam, M.Kes mengatakan, kasus polio yang muncul di Indonesia perlu ditangani sesegera mungkin.

Azam mengatakan, virus polio dapat menyebar dengan beberapa cara.

Baca juga: Dinkes Jateng Ungkap Alasan Orangtua Tolak Imunisasi Polio, Banyak Hoaks Katanya Bikin Autis

Pasalnya, penyakit yang menular melalui virus Polio ini dapat berdampak terhadap perkembangan maupun kondisi tubuh anak-anak.

"Memang terkadang Polio ini menyerang anak-anak. Dampaknya bisa jadi kecacatan atau kelumpuhan secara permanen, bahkan kematian. Dan sampai sekarang belum atau tidak ada obatnya," ucap Azam kepada KOMPAS.com, Kamis (18/1/2024).

Dirinya menyebut, virus Poliomyelitis ini dapat menyebar melalui beberapa medium.

Di antaranya, melalui pencernaan, percikan air ludah, makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi kotoran, atau percikan yang mengandung virus polio, hingga paparan kotoran pengidap polio.

Dengan demikian, kampanye terkait polio memang harus digalakkan agar kasus Polio tidak banyak menyebar di Indonesia.

"Makanya kampanye vaksinasi terkait polio harus masif dilakukan, dan masyarakat harus menerima," ucap Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNNES itu.

Mitos soal vaksinasi

Hingga saat ini, imbuh Azam, masih banyak mitos vaksinasi yang menghantui masyarakat.

Seperti penyebutan 'haram', hingga efek samping vaksinasi yang menimbulkan dampak buruk bagi tubuh.

"Mungkin harus ada pemahaman yang komprehensif. Jadi mitos-mitos yang beredar perlu dimetralkan. Mitos kedua, mungkin karena ada efek samping. Padahal, efek samping vaksin polio kan masih minim sekali, karena tidak pakai suntikan juga," ucap dia.

Kendati demikian, Azam menyebut, vaksinasi memiliki banyak manfaat yang baik kesehatan tubuh.

Di antaranya, sebagai perlindungan tubuh dari penyakit, dan juga memiliki kandungan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

"Secara komunitas, kalau semua orang percaya 100 persen dengan vaksinasi Polio, maka akan ada perubahan. Jika satu komunitas percaya, maka negara itu kebal semua terhadap polio," tutur dia.

Baca juga: KLB Polio di Pamekasan, Feses 30 Balita Diuji Lab dan Hasilnya Negatif

Azam mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar dapat mematuhi anjuran atau peraturan yang dirancang oleh pemerintah, khususnya Sub PIN Polio yang telah diterapkan Kemenkes.

Sehingga, penyebaran virus Polio bisa terhenti dan tidak ada korban lanjutan.

"Prinsipnya kita semua sebagai warga masyarakat harus mengikuti program yang sudah diputuskan pemerintah, semoga masyarakat bisa antusias mensukseskan program Sub PIN Polio itu kepada anak-anaknya," pungkas Azam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com