"Ternyata, Allah SWT menutup ubun-ubun itu persis dalam rentang 1.000 hari per 24 bulan, di mana tulang telah bertemu tulang, ubun-ubunnya menutup, dan otaknya tidak banyak tambah. Di sisi lain, Allah SWT memberikan petunjuk untuk menyempurnakan menyusui hingga 24 bulan. Subhanallah, ini luar biasa. Hukum Allah SWT disertakan dengan kebijakan-Nya yang mengatur dengan sempurna," imbuhnya.
Untuk itulah, lanjut dr Hasto, melalui upaya pencegahan stunting diharapkan menjadi ibadah yang luar biasa bagi semua pihak yang terlibat.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti menyambut baik saran yang pernah disampaikan oleh Kepala BKKBN dr Hasto guna memprioritaskan kesiapan finansial sebelum memutuskan untuk menikah.
Baca juga: Soal Rencana Menikah, Harris Vriza: Aku Ingin Fokus Perbaiki Diri Dulu
"Saya selalu ingat Pak Hasto, daripada membuat heboh-heboh prewedding, lebih baik kita persiapkan kesehatannya dan kelola keluarga dengan baik, terutama dalam perencanaan finansial untuk mendukung keluarga dan anak-anak," ucap Krisdayanti.
Selain itu, lanjut Krisdayanti, pihaknya juga setuju dengan ide membuat acara yang lebih intim, tanpa perlu kemewahan, tetapi anak-anak dapat memiliki tabungan untuk mengelola keuangan mereka sehingga bisa mempersiapkan rumah tangga dan finansial mereka.
Menurutnya, lebih baik mendidik anak-anak dengan memberikan pendidikan yang baik, sehingga keluarga dapat menjadi pilar pembangunan.
"Jadi, apalagi ketika kita berbicara tentang hasil bumi, negara kita sangat kaya akan makanan-makanan sehat. Bumbu-bumbu penyedap, serta masakan-masakan kita, menjadikan kuliner Indonesia sangat istimewa,” jelas Krisdayanti.
Baca juga: 7 Penyebab Batu Ginjal pada Wanita, Termasuk Faktor Makanan
Selain itu, lanjut dia, masyarakat perlu menyadari bahwa tidak boleh membiarkan makanan impor menggantikan posisi makanan lokal yang kaya akan gizi.
Krisdayanti mencontohkan, daripada membeli bakso setiap hari, sebaiknya masyarakat lebih sering membeli telur.
“Kita dapat mengampanyekan pentingnya dua telur dalam pola makan sehari-hari, sebagai upaya untuk menekan tingkat stunting. Dengan berbagai nutrisi sehat dalam dua telur tersebut, kita dapat lebih cerdas dalam mempersiapkan hidangan sehat untuk anak-anak kita," tambah Krisdayanti.
Baca juga: Di Rakornas Tertutup, Prabowo Beri Arahan ke Kader Gerindra untuk Lanjutkan Program Jokowi
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur Maria Ernawati menyampaikan apresiasinya kepada para kader yang telah membantu dengan ikhlas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan baik di program Bangga Kencana maupun stunting.
“Saat ini, tingkat stunting di Jatim menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 sudah mencapai 19,2 persen, mengalami penurunan sebesar 4,3 poin dari 2021,” tuturnya.
Maria berharap agar pihaknya bersama-sama dapat terus berkomitmen untuk memberikan kerja ikhlas, meningkatkan program Bangga Kencana pada 2024 dan berupaya menurunkan angka stunting.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Kota Batu Aries Agung Paewai menyambut baik terselenggaranya kegiatan tersebut.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Bagikan Kaus untuk Warga dan Pelajar
Ia mengaku bahagia karena Kota Batu telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, mencapai 6,8 persen setelah masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut, kata Aries, tentunya membanggakan bagi masyarakat Jatim dan khususnya Kota Batu. Namun, di sisi lain, ia mengakui tantangan stunting di Kota Batu.
“Seperti yang disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Maria Ernawati bahwa prevalensi stunting di Kota Batu turun dari 21,1 persen pada Januari 2023 menjadi 14,3 persen pada September 2023, mengalami penurunan sebesar 6,3 poin.
Baca juga: Ikhtiar Suprapto Merawat Penglihatan lewat Operasi Katarak Gratis...
Menurutnya, capaian tersebut merupakan ikhtiar dan kerja keras para kader di lapangan, posyandu, dan berbagai lingkungan yang bergerak untuk menangani masalah stunting.
Seperti diketahui bahwa penanganan stunting bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.