Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Ekonomi dan Kasus Tewasnya Penambang Ilegal

Kompas.com - 14/12/2023, 12:57 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Faktor ekonomi menjadi pendorong utama warga memilih menjadi penambang emas ilegal di Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Tri Wuryaningsih mengatakan, emas merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kenyataan itu kerap membuat orang mengabaikan atau melupakan keselamatannya demi mendapatkan sesuatu yang berharga.

Baca juga: Akhir Cerita Tambang Emas Ilegal di Banyumas yang Renggut 8 Nyawa

"Emas identik dengan sesuatu yang berharga. Seringkali untuk mendapatkan sesuatu yang berharharga itu orang lupa dengan risiko, termasuk mengancam nyawa," kata wanita yang akrab disapa Triwur ini saat dihubungi, Rabu (13/12/2023).

Selain itu, menurut Triwur, tidak mudah bagi para penambang ini untuk beralih pekerjaan. Apalagi, penambang yang berasal dari Jawa Barat ini selama ini menggantungkan hidupnya dari kegiatan tersebut.

"Mereka mendapat ketrampilan dari "nenek moyangnya" yang merupakan penambang emas. Artinya untuk mengubah pekerjaan itu tidak semua bisa dan mau, move on itu sulit," ujar Triwur.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed ini mencontohkan, petani tidak akan serta merta bisa beralih profesi menjadi seorang pedagang. Demikian pula sebaliknya.

Untuk menghindari kejadian serupa, kata Triwur, memerlukan ketegasan pemerintah.

"Jangan ada pembiaran (terhadap kegiatan penambangan emas yang telah berlangsung lama ini). Ini membutuhkan ketegasan law enforcement," ucap Triwur.

Apabila kegiatan penambangan emas itu ilegal, pemerintah harus menutupnya. Namun apabila memungkinkan untuk dilegalkan, maka persyaratannya harus terpenuhi.

"Pemerintah harus melihat regulasinya, penambangan itu memenuhi syarat atau tidak, kalau tidak pemerintah memiliki kewenangan untuk menindak. Kalau (penambangan emas) mau dilanjutkan, harus memenuhi syarat seperti amdal, keselamatan dan sebagainya," kata Triwur.

Baca juga: Wanita 26 Tahun di Bali Mengaku Coba Diperas Rp 1,8 Miliar oleh Oknum Polisi sebelum Jadi Tersangka Tambang Ilegal

Terkait dengan penutupan tambang yang telah dilakukan pemerintah, kata Triwur, apabila tidak disikapi dengan bijak berpotensi menimbulkan efek domino.

Pasalnya, banyak warga lokal yang selama ini menggantungkan hidup dari kegiatan tambang harus kehilangan mata pencahariannya.

"Pengangguran menjadi PR bagi pemerintah untuk bagaimana menciptakan lapangan kerja supaya tidak menimbulkan persoalan sosial yang lebih besar. Dengan adanya pengangguran rawan tindak kejahatan dan kriminalitas," ujar Triwur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com