Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Gibran Komentari Soal Gula dalam Susu Kotak | Ribuan Guru Terima Honor dari Dana BOS

Kompas.com - 09/12/2023, 06:00 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membagikan susu susu kotak di sejumlah tempat yang ia kunjungi.

Dia menjelaskan kandungan gula dalam susu kotak yang ia bagikan disebut terlalu manis.

Selain itu, ribuan guru di Purbalingga, Jawa Tengah terpaksa mengembalikan honor yang diterima dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Total uang yang harus dikembalikan senilai Rp 8,9 miliar.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Jumat (8/12/2023).

1. Soal kandungan gula dalam susu kotak

Gibran berkomentar saat ditanyai wartawan bahwa kandungan gula dalam susu kotak yang dia bagian terlalu manis.

Baca juga: Gibran Respons Kandungan Gula dalam Susu Kotak yang Dibagikan Terlalu Manis: Khusus yang Tak ASI Lagi

"Itu kan khusus yang sudah tidak ASI lagi ya," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Jumat (8/12/2023).

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, semua masukan tersebut akan diterima dan dievaluasi.

"Pokoknya saya terima kasih sekali ya untuk masukan-masukannya. Nanti akan kami evaluasi terus ya," terang Gibran

Diketahui, Gibran selalu membagikan susu kotak gratis kepada anak-anak di tempat yang dia kunjungi.

Belum lama Gibran dan istri Selvi Ananda membagikan susu kotak di area car free day (CFD) di Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/12/2023).

Kejaksaan Negeri dan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga megembalikan kerugian negara dari kasus honor bendahara dana Bantuan Operasional Sekolah yang dilakukan oleh ribuan guru, Kamis (7/12/2023).KOMPAS.COM/Iqbal Fahmi Kejaksaan Negeri dan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga megembalikan kerugian negara dari kasus honor bendahara dana Bantuan Operasional Sekolah yang dilakukan oleh ribuan guru, Kamis (7/12/2023).

2. Ribuan guru nyaris dipidana gara-gara dana BOS

Para guru dari 459 SD dan 60 SMP awalnya menerima tugas tambahan sebagai operator atau bendahara BOS, dan menerima honor sejak 2020.

Baca juga: Ribuan Guru di Purbalingga Nyaris Jadi Tersangka karena Pakai Dana BOS untuk Honor

"Penyelidikan kami, honor yang diterima tiap bulan oleh kepala sekolah Rp 250 ribu, bendahara Rp 200 ribu, bendahara pembantu Rp 150 ribu, tapi belum dipotong pajak," kata Kepala Kejaksaan Negeri Purbalingga, Agus Khairudin, kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

Menurut Agus, para guru tersebut salah menafsirkan peraturan menteri dan juknis pengelolaan BOS. Pada tahun 2019, memang guru ASN masih diperbolehkan menerima honor dari BOS.

Namun, sejak terbit Permendikbud Nomor 8 tahun 2020, guru ASN dilarang menerima honor-honor tersebut.

"Kekeliruan ini terus berlanjut karena sistem penganggaran di aplikasi ARKAS tidak menolak mata anggaran untuk honor. Para guru ini menganggap kalau tidak ditolak sistem berarti diperbolehkan," ujarnya.

Dari hasil penyelidikan, Kajari menyimpulkan jika kasus ini hanya kesalahan administrasi. Setelah seluruh honor dikembalikan ke kas negara, ribuan guru ASN akhirnya lolos dari jerat hukum.

"Demi stabilitas maka kasus ini kami hentikan. Kalau mau dilanjutkan, ada 459 dikali 3 guru jadi tersangka," katanya.

Ilustrasi kebakaran. Freepik/rawpixel.com Ilustrasi kebakaran.

3. Remaja nyalakan korek api di SPBU

Baca juga: Remaja Diduga Nyalakan Korek Api Saat Beli Bensin, SPBU di Bali Terbakar

Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di lingkungan Kerobokan Kelod, Badung, Bali terbakar.

Diduga kebakaran yang terjadi pada Selasa (5/12/2023) itu bermula saat seorang remaja berusia 14 tahun menyalakan korek api saat membeli bensin.

Kanit Reskrim Polsek Kuta Utara Iptu I Komang Juniawan mengungkakan, petugas SPBU mulanya melayani seorang remaja yang mengisi bahan bakar minyak.

Namun ketika petugas mengisi BBM ke tangki motor, remaja itu tiba-tiba merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah korek gas. Tak hanya itu, remaja tersebut juga diduga menyalakan koreknya.

"Api menyambar dispenser SPBU yang menyebabkan kebakaran pada dispenser SPBU dan motor remaja itu," katanya, Kamis (7/12/2023), seperti dikutip dari Tribun Bali.

DOKUMENTASI/Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas guguran (APG) dari kawah puncak dengan jarak luncur 2.000 meter pada Jumat (1/12/2023). Bidik layar akun instagram @merapiupdate DOKUMENTASI/Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas guguran (APG) dari kawah puncak dengan jarak luncur 2.000 meter pada Jumat (1/12/2023).

4. Gunung Merapi keluarkan awan panas

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Tiga Desa di Boyolali Dilanda Hujan Abu

Gunung Merapi, Jumat (8/12/2023), mengeluarkan awan panas guguran pada pukul 14.46 WIB.

"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 8 Desember 2023 arah angin ke utara," ujar Kapala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam laporan tertulis, Jumat (8/12/2023).

Dari data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) awan panas guguran terjadi pada pukul 14.46 WIB.

"Masyarakat untuk tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," ucapnya.

Sampai saat ini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan aktivitas Gunung Merapi pada Siaga.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat usai terdampar di Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Selasa (14/11/2023). Sebanyak 196 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 61 orang laki-laki, 69 orang perempuan dan 59 orang anak-anak menaiki perahu dan terdampar di pantai Desa Blang Raya. 
ANTARA FOTO/Joni Saputra Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat usai terdampar di Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Selasa (14/11/2023). Sebanyak 196 orang imigran etnis Rohingya yang terdiri dari 61 orang laki-laki, 69 orang perempuan dan 59 orang anak-anak menaiki perahu dan terdampar di pantai Desa Blang Raya.

5. Alasan Rohingya datang ke Aceh

Baca juga: Biaya Lebih Murah Dibandingkan ke Malaysia Jadi Alasan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Bayar Rp 14 Juta

Ribuan pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh dari Bangladesh ternyata bukan unsur tidak sengaja, tetapi sudah direncanakan oleh mereka.

Hal itu terungkap dari pernyataan pengungsi Rohingya yang saat ini berada di penampungan sementara di Desa Kulee, Kabupaten Pidie, bersama 232 pengungsi Rohingya lainnya.

Untuk menuju ke Indonesia, khususnya Aceh, mereka membayar ke agen senilai Rp 14 juta untuk dewasa dan Rp 7 juta untuk anak-anak.

Abdu Rahman (23), adalah salah satu pengungsi Rohingya yang ikut dalam rombongan dan mendarat di Aceh pada November 2023.

Ia pun menceritakan perjalanan panjang dari kamp pengungsi di Banglasdeh hingga akhirnya mendarat di Aceh.

“Perjalanan itu benar-benar menakutkan, perjalanan laut selama 17 hari yang mengerikan. Kami harus menunggu hujan agar bisa minum,” kata Abdu, Jumat (8/12/2023).

Menurutnya, perjalanan ke Indonesia tidak gratis, tetapi harus membayar dan biayanya lebih murah dibanding ke Malaysia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

Regional
Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Regional
PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

Regional
Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Regional
Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Regional
Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Regional
Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Regional
Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Regional
Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com