Untuk bisa mendapat buyer tetap, sama halnya dengan mencari jodoh. Tidak semua buyer berakhir dealing kerja sama jangka panjang.
Ada kalanya pembeli termakan janji buyer yang berujung kerugian. Sebagai contoh saat dirinya mendapat satu buyer dari Malaysia.
Buyer membeli abon ikan sebagai pelengkap pada masakan India Melayu yang dijual di tiga restoran miliknya di Malaysia.
Pada pembelian pertama, abon ikan yang dipesan dibayarkan setengahnya sebagai tanda jadi. Setelah barang sampai, baru ada pelunasan.
Namun pada pembelian berikutnya, permintaan buyer makin aneh yang membuat Nike merugi.
Baca juga: Apa Itu Quality Control? Ini Pengertian dan Manfaatnya untuk Produk UMKM
"Dia (buyer) minta kirim abon tapi curah tidak mau pakai kemasan. Minta 15 kilogram, 5 kilogram dicampur nori, 10 kilogram lagi biasa."
"Tapi ujungnya hanya sanggup bayar 13 kilogram. Bahkan sampai ada yang tidak dibayar sama sekali," kenangnya.
Menurutnya, untuk menentukan buyer perlu kejelian dan nyali. Tak hanya berdasarkan pengalaman para pelaku UMKM lain, pasar luar negeri punya segmentasi yang luas.
Tidak semua pelaku UMKM di Indonesia sanggup memenuhi permintaan.
“Kendala kita cuma satu, belum menemukan buyer yang pas. Kadang minta dalam jumlah besar tapi UMKM tidak mampu,” imbuhnya.
Sebagai salah satu brand oleh-oleh khas Kota Ambon, upaya ekspor yang gagal itu dialihkan dengan buyer dalam negeri.
Baca juga: HMSP Dorong Ekspor Produk UMKM Indonesia Timur
Salah satunya menggandeng buyer dari Surabaya. Produk-produk Nacha Food dibeli pengepul usaha UMKM di Surabaya.
Dari situ produk tersebut dijual kembali atau didisribusikan ke berbagai tempat. Tidak hanya produk dari kota Ambon, pengepul UMKM itu juga mengambil produk makanan unggulan dari daerah lain.
Cara ini dinilai jauh lebih jelas, pasti dan aman. Terbukti sejak bekerja sama pada 2018 hingga sekarang usaha bersama di Surabaya itu masih berjalan dan progresif.
“Yang di Surabaya malah yang jelas. Jelas dan terjamin pasaranya,” sebut owner Bakso Mantul itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.