ikan cakalang fufu ini diproses dengan cara dibersihkan, dibelah menjadi dua kemudian ditusuk dengan bambu di bagian tengahnya.
Menu olahan ikan khas Bitung yang juga tidak kalah populer adalah ikan kerapu atau lebih dikenal dengan ikan Woku belanga.
Dilansir dari laman Antara, Upacara adat Tulude adalah gelaran tahunan yang dilakukan setiap tanggal 31 Januari oleh Pemerintah Kota Bitung.
Upacara adat ini menjadi momen untuk mengucapkan syukur di awal tahun yang baru dan menutup lembaran tahun yang lama.
Dalam perkembangannya, waktu pelaksanaan upacara adat ini boleh bergeser tetapi makna utama tidak berubah.
Upacara adat Tulude adalah kegiatan upacara pengucapan syukur kepada Mawu Ruata Ghenggona Langi (Tuhan yang Mahakuasa) atas berkatNya kepada umat manusia selama setahun yang lalu dan meminta berkat untuk kehidupan tahun yang berjalan.
Pada upacara adat Tulude akan disajikan pertunjukkan Tarian Gunde dan pemotongan kue tamo sebagai penanda puncak acara.
Kue tamo yang berbentuk kerucut dan terbuat dari beras, umbi-umbian, gula serta minyak kelapa dan pada ujungnya ditancapkan sebutir telur.
Budayawan Sangir, Alffian Walukow menjelaskan bahwa kue tamo melambangkan kehidupan baru.
Bagian terpenting dalam pembuatan kue tamo adalah ritual ‘memoto tamo’. Proses memotong tamo dibarengi dengan penyampaian sasalamate yang dinamakan sasalamate tamo.
Isi dari sasalamate tamo adalah berkisah tentang tamo itu sendiri dan pesan atau nasehat tentang kebaikan untuk banyak orang.
Tulude menjadi warisan dari leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro) di ujung utara Provinsi Sulawesi Utara, yang telah diwariskan berabad-abad oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud.
Dalam perayaan ini, semua elemen masyarakat Bitung dari berbagai suku, agama dan ras merayakannya bersama-sama setiap tahun.
Sumber:
bitungkota.go.id
bitungkota.bps.go.id
tribunmanadotravel.tribunnews.com
manado.antaranews.com