Padahal pemerintah dan BPBD Kabupaten pernah meninjau, sampai saat ini, belum ada tanggapan serius untuk penanganan. Sementara longsor tidak pernah berhenti.
Tuhan, Engkau maha mendengar dan maha penyayang. Tolong ketuk pintu hati para pemimpin kami, Bapak Presiden Jokowi, Bapak Gubernur Zainal Paliwang, Ibu Bupati Laura Hafid.
Kami sayang sama mereka ini Tuhan. Semogalah mereka serta keluarganya sehat wal afiat, bahagia di dunia akhirat, dan selalu dalam lindunganMu
Tapi Tuhan, tolong kasih tahu dan ketuk hati dorang pejabat pejabat ini, lekas lekaslah bah diurus longsor itu, ndak sudah jauh, 15 depa saja lagi itu Tuhan.
Dua tiga hari ini, biarlah sudah dorang mengurusnya. Sebelum turab permanen dibuat, harus segera ada tindakan cepat dan darurat yang bersifat mendesak agar longsor itu tidak terus menerus.
Itu aja Tuhan, mudah mudahan permintaan kami dikabulkan, Amin.
Dari hambaMu yang selalu berharap kasih sayangMu.
Ibu ibu berkerudung yang membaca isi surat tersebut, juga menangis pilu, berharap segera ada respons dari Pemerintah karena kondisi tersebut sudah berlarut larut.
‘’Desa Atap ini menjadi wilayah paling terdampak dalam setiap peristiwa banjir rutin tahunan yang terjadi. Tapi alhamdulillah, rasa kekeluargaan kami sangat kuat. Kami selalu gotong royong saat ada tanah terbelah, ketika ada rumah warga kami jatuh ke sungai. Kami kerja bakti membuatkan saudara kami rumah yang baru,’’kata Tahir lagi.
Baca juga: Tanah Longsor Timbun 2 Rumah di Humbahas, 2 Tewas, 6 Luka-luka
Jikalau kondisi longsor yang terjadi bisa diselesaikan dengan APBDesa, niscaya masyarakat tidak perlu sampai bingung dan putus asa atas kondisi yang menimpa mereka.
Warga sudah berusaha membuat tanggul dari karung berisi pasir, membangun kanal, tetapi semua kandas dan tidak ada efek.
Abrasi akibat banjir yang terjadi kian meluas dan mengancam wilayah desa dengan sekitar 908 keluarga ini.
‘’Jadi kami sudah bawa ke Musrenbang berkali kali. Kami tidak tahu apa kekurangan kami, usulan kami di Musrenbang tidak pernah tembus. Ada survei BPBD Nunukan, tapi sampai hari ini, tidak ada penanganan,’’tegas Tahir.
Dalam video penutup, ada juga gadis Desa Atap yang turut menyuarakan harapannya.
Dengan bahasa lugas tetapi santun, ia berucap sambil menahan isak tangis akibat rumahnya yang terancam ambruk akibat longsor.