Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Akan Didorong Kembali ke Laut, Ratusan Pengungsi Rohingya di Aceh Akhirnya Direlokasi ke Penampungan

Kompas.com - 22/11/2023, 05:35 WIB
Rachmawati

Editor

Menanggapi itu, Plt Asisten Deputi Bidang Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Luar Biasa Kemenkopolhkam, Benny M Saragih, mengatakan, “Pengungsi akan tetap ditangani dengan baik.. fasilitas penampungan akan dikoordinasikan di daerah,” jelasnya dalam pesan singkat.

Baca juga: Kisah di Balik Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh, yang Mendarat Siap Angkat Kaki Lagi

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, meminta otoritas di Aceh menerima kedatangan pengungsi dengan juga mempertimbangkan kesediaan warga setempat dan perbedaan budaya.

Muhadjir juga menilai hingga saat ini belum terdapat masalah yang serius terkait dengan penolakan sekelompok warga Aceh terhadap para pengungsi.

"Saya belum melihat ada yang serius, baru letupan-letupan sifatnya terbatas," ujarnya, sebagaimana dikutip kantor berita Antara.

Mengapa pengungsi Rohingya menuju Indonesia?

Selama beberapa tahun terakhir, terdapat rentetan peristiwa para pengungsi Rohingya melarikan diri saat berada di tempat penampungan sementara di Aceh.

Ketika ditangkap oleh aparat keamanan, mereka mengaku menuju Sumatra Utara, untuk kemudian ke Malaysia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal, pernah mengatakan bahwa kebijakan Indonesia dalam menampung pengungsi kerap disalahgunakan, bahkan banyak pengungsi yang masuk ke Indonesia teridentifikasi sebagai korban perdagangan manusia.

"Dari penanganan selama ini teridentifikasi bahwa kebaikan Indonesia memberikan penampungan sementara banyak dimanfaatkan oleh jaringan penyelundup manusia (people-smuggler) yang mencari keuntungan finansial dari para pengungsi tanpa peduli resiko tinggi yang dihadapi oleh para pengungsi, khususnya kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak. Bahkan banyak di antara mereka terindentifikasi korban TPPO," tutur Iqbal.

Baca juga: Pengungsi Rohingya Kembali Berlabuh di Aceh, Diturunkan dari Kapal dan Masuk Perkampungan

Senada, Achsanul Habib saat menjabat sebagai Direktur HAM dan Kemanusiaan Kemlu RI pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah negara transit sindikat TPPO, dan bukan tujuan utama. “Jadi kita melihat pola yang sama dan umumnya adalah secondary movement dan terlibat dengan jaringan sindikat TPPO,” kata Achsanul Habib.

Dalam liputan BBC tahun 2022, seorang Rohingya yang kini bermukim di Malaysia mengaku membayar Rp20 juta (6.000 ringgit Malaysia) untuk membayar penyelundupan seorang saudaranya dari Aceh ke negeri jiran itu.

Berdasarkan data UNHCR Indonesia sepajang 2015 hingga Februari 2022, dari 1.545 pengungsi Rohingya, yang tersisa tinggal 282 orang, selebihnya telah pergi dari Indonesia dengan berbagai alasan.

Rentetan pengungsi Rohingya kabur dari penampungan

Ratusan warga Rohingya mendarat di Desa Aron, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (16/11/2023)KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO Ratusan warga Rohingya mendarat di Desa Aron, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (16/11/2023)
BBC News Indonesia merangkum beberapa peristiwa kaburnya pengungsi Rohingya dari tempat penampungan sepanjang tahun 2022 hingga 2023.

Pada April 2022, tiga pria di Bireuen ditangkap karena menyelundupkan empat pengungsi Rohingya ke Sumatra Utara.

Desember 2022, sebanyak 23 pengungsi di Lhokseumawe kabur dari penampungan menuju Sumatra Utara, untuk kemudian diduga masuk ke Malaysia.

Pada awal tahun 2023, 29 pengungsi Rohingya kabur dari tempat penampungan di Lhokseumawe. Dari total 229 orang yang terdampar pada November 2022 lalu, tersisa jadi 146 orang.

Baca juga: Kapal Rohingya di Perairan Lhokseumawe, Imigrasi Cuma Memantau

Lalu pada Februari 2023, sembilan pengungsi kabur dari penampungan di Padang Tiji, Kabupaten Pidie. Sebulan kemudian, 15 pengungsi kabur dari lokasi yang sama.

Maret 2023 lalu, sebanyak 28 orang dari total 290 pengungsi di Aceh Besar melarikan diri dari penampungan. Sepekan kemudian, sekitar 12 pengungsi kembali kabur dari kamp ini.

Terlepas dari rentetan peristiwa tersebut, juru bicara UNHCR Indonesia, Mitra Salima Suryono, mengatakan, para pengungsi Rohingya adalah orang-orang yang mengalami penganiayaan atau melarikan diri dari negara asalnya Myanmar untuk mencari keselamatan.

Saat ini, katanya, konflik terhadap kelompok Rohingya di Myanmar masih berlangsung. Saat mereka ke kamp penampungan di Bangladesh pun kondisinya telah melebih kapasitas, seperti Cox’s Bazar yang menampung hampir satu juta pengungsi Rohingya.

“Situasi yang sulit ini mendorong pengungsi Rohingya untuk mencari solusi di negara lain. Namun, pengungsi Rohingya tidak memiliki opsi menempuh perjalanan yang resmi dan terpaksa menempuh perjalanan yang berbahaya melalui kapal."

Baca juga: Sulit Meyakinkan Warga yang Telanjur Terluka oleh Sikap Rohingya

“Bahwa banyak perempuan dan anak – anak tetap melakukan perjalanan laut yang bahaya meskipun mereka mengetahui resikonya, menunjukkan adanya keputus-asaan mereka dalam mencari perdamaian atau untuk bersatu dengan keluarga mereka,“ kata Mitra.

Melihat kondisi itu, ujar Mitra, UNHCR mengimbau negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk bersatu menanggapi perpindahan ireguler melalui laut ini.

“UNHCR menyerukan pentingnya bagi negara – negara untuk berkoordinasi dalam mengambil tindakan penyelamatan jiwa di laut dan untuk selalu memfasilitasi pendaratan yang aman bagi pengungsi, serta pentingya kerjasama regional agar negara – negara yang memberikan bantuan kepada pengungsi tidak harus memikul beban yang berat sendirian,“ ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com