KOMPAS.com – Sebanyak 249 warga Rohingya kini ditampung di Tempat Penurunan Ikan (TPI) Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Mukim Gandapura Timur, Muhardi Mustafa, menyebutkan bahwa warga mengizinkan ratusan warga Rohingya itu ditampung sementara dengan alasan kemanusiaan.
“Kapal mereka katanya rusak, maka sembari diperbaiki kapal itu. Maka ditampung sementara di TPI Lapang Barat,” ujar Muhardi melalui sambungan telepon, Minggu (19/11/2023).
Baca juga: Kisah di Balik Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh, yang Mendarat Siap Angkat Kaki Lagi
Dia menyebutkan, warga tak mampu memberikan bantuan untuk ratusan Rohingya itu.
Apalagi, sambungnya, kondisi ekonomi masyarakat di pemukiman itu juga sedang dalam keadaan sulit.
“Masyarakat menolak karena kami juga ekonomi juga sedang sulit. Kami kesulitan ekonomi tak mampu menampung ratusan Rohingya,” terangnya.
Untuk itu, dia meminta setelah kapal diperbaiki, maka segera berlayar kembali ke tujuan awal Rohingya tersebut.
Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bireuen, Azmin, dihubungi terpisah menyatakan belum bisa berkomentar banyak.
Baca juga: Nasib Pengungsi Rohingya Ditolak Warga Bireuen dan Aceh Utara, Sekda: Warga Merasa Tersakiti
“Kami belum bisa pastikan sikap pemerintah Kabupaten Bireuen. Kami masih koordinasi. Sebelumnya kita sudah tampung 36 orang udah hampir sebulan. Ini saja belum jelas, kapan UNHCR memindahkan mereka,” terang Azmi.
Dia menyebutkan, sampai saat ini tidak ada lokasi penampungan yang mampu disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen.
“Jadi nanti kami sampaikan kita tampung, eh taunya tidak ada tempat. Kan susah juga. Sementara ini, kami belum menyatakan apa pun, masih koordinasi. Karena tidak ada fasilitas di kami,” terangnya.
Dia berharap, UNHCR dalam kasus Rohingya segera menyediakan penampungan khusus di Indonesia sehingga saat Rohingya mendarat segera bisa dibawa ke penampungan milik UNHCR.
Baca juga: Pengungsi Rohingya Kembali Berlabuh di Aceh, Diturunkan dari Kapal dan Masuk Perkampungan
“Apalagi dalam jumlah ratusan begitu, jelas kami tidak mampu menampungnya,” pungkas Azmi.
Sebelumnya diberitakan 249 Rohingya terdampar dengan rincian di Desa Samuti Rayeuk sebanyak 53 orang, Samuti Pante sebanyak 19 orang dan Desa Lhok Mambang sebanyak 125 orang. Ketiga desa ini bertetangga.
Belum ada kepastian apakah mereka akan ditampung atau tidak. Pasalnya, mereka ditolak dan kembali didorong ke perairan oleh warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.