Walau demikian, secara umum dia mengatakan, terdapat beragam penyebab terjadinya kecelakaan pesawat, di antaranya adalah potensi adanya kelalaian manusia, pengaruh cuaca, dan juga proses pemeliharaan dan perawatan.
Terlepas dari penyebab jatuhnya dua pesawat tersebut, Khairul mengatakan bahwa insiden itu merupakan peringatan bagi TNI untuk segera melakukan pembenahan secara menyulur dalam tata kelola alutsista, mulai dari proses pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
Baca juga: Fakta Insiden Pesawat TNI AU Super Tucano Jatuh di Pasuruan, 4 Perwira Gugur
“Memang kecelakaan satu saja sudah masalah, apalagi kalau kemudian sering terulang, bahkan dalam beberapa tahun ini bisa dikatakan hampir berturut-turut terjadi kecelakaan. Untuk itu perlu pembenahan menyeluruh dalam tata kelola alutsista,” kata Khairul Fahmi.
“Sehingga ini bisa menjadi pembelajaraan agar kejadian serupa bisa diantisipasi dan tidak terulang di masa depan,” katanya.
Selain itu, Khairul juga melihat bahwa perlu diberikan ruang fiskal yang memadai bagi TNI sehingga dapat melakukan pemeliharaan pesawat secara maksimal.
“Agar tidak berdampak pada kesiapan tempur dan kita juga tidak ingin keselamatan prajurit dan kondisi alutsista jadi terabaikan hanya karena persoalan-persoalan yang sebenarnya bisa dicari solusinya,” tambahnya.
Baca juga: Pilot Pesawat Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan Ditemukan Meninggal
Apa yang menimpa dua pesawat Super Tucano di Pasuruan itu bukan kali pertama.
Sebelumnya, pada 2016 lalu, pesawat Super Tucano juga pernah jatuh di Kota Malang dan menimpa sebuah rumah.
Pesawat itu disebut tengah melakukan tes terbang dan sempat mencapai ketinggian 25.000 kaki pada sekitar pukul 09.07 WIB. Namun pesawat itu kemudian mengalami hilang kontak dan jatuh sekitar pukul 10.20 WIB.
Selain pesawat Super Tucano, kendaraan terbang milik TNI lain juga pernah mengalami kecelakaan dalam beberapa tahun ke belakang.
Pada Mei 2023, helikopter latih milik TNI AD jatuh di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan seluruh kru selamat.
Kemudian Juli 2022, pesawat tempur T-50i Golden Eagle milik TNI AU jatuh di Blora Jawa Tengah, dan menewaskan seorang penerbang.
Baca juga: 2 Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan Diduga Saat Lewati Cuaca Buruk
Beberapa bulan kemudian, pesawat latih TNI AL Bonanza G-36 jatuh di Selat Madura, Jawa Timur, padahal pesawat itu disebut baru menjalani pemeliharan berkala pada Agustus 2022 dan memiliki 190 jam terbang.
Sepanjang tahun 2020, setidaknya ada dua insiden kecelakaan, yaitu pesawat latih tempur TNI AU Hawk 209 jatuh di Riau dan helikopter angkut TNI AD Mi-17 jatuh di Kendal, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.