Pada saat itu, kain songket merupakan usaha sambilan masyarakat Palembang.
Pendapat kedua, keberadaan kain songket bersama dengan munculnya Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1659-1823.
Baca juga: Rumitnya Pembuatan Kain Songket Palembang, Selembar Bisa 3 Bulan
Berdasarkan catatan sejarah, pihak yang berhak dan pantas memakai kain songket pada waktu itu adalah raja atau sultan dan kerabat keraton.
Songket yang dipakai oleh para sultan di Palembang sebagai pelengkap pakaian kebesaran.
Kekayaan hayati hutan Kalimantan melahirkan kerajinan tangan yang unik, yaitu getah nyatu.
Sesuai namanya, kerajinan getah nyatu tersebut memanfaatkan getah dari pohon nyatu.
Pohon nyatu adalah endemik Pulau Kalimantan, terutama Pangkalan Bun dan Kecamatan Bukit Tangkiling.
Getah nyatu merupakan kerajinan tangan yang populer sejak tahun 1980-an dan sering menjadi buah tangan bagi orang yang berkunjung ke Kalimantan.
Proses pembuatan kerajinan getah nyatu tergolong rumit, mulai perebusan batang sebanyak tiga kali hingga pemisahan dan pengolahan getahnya.
Getah nyatu biasanya dibuat menjadi kerajinan berbentuk kapal dan replika boneka.
Noken adalah tas tradisional Papua telah tercatat dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2012.
Baca juga: Mengenal Noken Asli Suku Kamoro Papua, Dibuat dari Kulit Kayu dan Daun
Kerajinan tangan noken berasal dari serat kayu, batang anggrek, kayu, dan benang warna-warni yang dianyam menjadi tas unik.
Noken telah dikenal sejak zaman nenek moyang hingga saat ini. Masyarakat Papua masih menggunakan noken dalam kegiatan keseharian mereka.
Keunikan noken berupa kemampuannya mengangkat berat mencapai 20 kilogram. Noken biasa digunakan untuk membawa hasil pertanian maupun dagangan ke pasar.