Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang HKN, Kemenkes RI Soroti Nama Dokter Sitanala yang Redup di Maluku

Kompas.com - 02/11/2023, 14:24 WIB
Priska Birahy,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian kesehatan melalui RSUP Dr Jacob Bernardus Sitanala soroti nama besar pahlawan kesehatan Dr JB Sitanala yang berkesan redup di tempat asalnya, Maluku.

Hal itu diungkapkan Direktur RSUP Dr Jacob Bernardus Sitanala, dr Afrizal Hasan MKM dalam sambutannya saat tradisi tabur bunga jelang peringatan hari kesehatan nasional (HKN) pada 12 November 2023 di Ambon.

“Kami bangga bisa datang dan tabur bunga hormati pahlawan kesehatan. Dari Jakarta ke sini ingin ucapkan terima kasih terhadap dokter karena jasa beliau itulah kita bebas kusta."

Baca juga: Hari Kesehatan Nasional, Pemkab Lamongan Serahkan Ambulans untuk 15 Desa

"Nama beliau di negeri orang cukup besar tapi tidak di negeri sendiri,” sentil Direktur RSUP Dr Sitanala Tangerang dr Afrizal Hasan MKM.

Ia mengatakan itu usai tabur bunga di makam yang terletak di pekarangan keluarga Sitanala di Negeri Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Pulau Ambon, Kamis (2/11/2023).

Direktur rumah sakit datang bersama para staf dan tenaga kesehatan ke Maluku untuk memberikan penghormatan dan bentuk terima kasih atas jasa dokter Sitanala sebagai dokter ahli penyakit kusta pertama di Indonesia.

Tradisi tabur bunga itu berlangsung sejak pagi dan melibatkan tenaga kesehatan RSUP Dr JB Sitanala, RSUP Dr Johannes Leimena, puskesmas Suli Maluku Tengah, perangkat negeri dan terutama keluarga besar dokter Sitanala.

Jasa dokter dan guru besar kusta itu tak bisa dianggap sederhana. Bahkan dalam pembacaan riwayat diketahui Sitanala berperan penting dalam merintis kemerdekaan RI.

Baca juga: Hari Kesehatan Nasional, Terawan: Terima Kasih kepada Jajaran Petugas Kesehatan

“Beliau ini putra daerah pahlawan kesehatan nasional. Ada rasa tenang begitu kami bisa temukan makam beliau melalui bantuan pihak keluarga dan bisa tabur bunga di makam beliau,” ungkap Hasan.

Dia meyakini masih banyak orang Maluku yang belum sepenuhnya mengenal siapa itu dokter Sitanala dan seperti apa sumbangsihnya untuk Indonesia.

Untuk itu,mereka berencana membuat museum dokter Sitanala di RSUP Dr JB Sitanala yang dulunya bernama rumah sakit kusta itu.

Saat ini mereka dalam tahap mengumpulkan data dan informasi dari masa kecil, besar hingga jelang wafatnya dari pihak keluarga dan orang terdekat.

“Di rumah sakit patung beliau besar sekali, patung emas. Kalau di sini tidak bisa buat, nanti kami yang bawa dari Jakarta ke sini,” katanya yang menilai tak ada patung atau penanda dari sang pahlawan di negeri sendiri itu.

Jimmy Sitanala, salah satu keluarga yang turut hadir dalam acara nyekar pun mendukung rencana itu.

Baca juga: Sejarah Hari Kesehatan Nasional 12 November

Bahkan dirinya bersama keluarga turut membantu mengumpulkan data untuk mewujudkan museum kakeknya itu.

Terbesit harapan keluarga kepada pemerintah untuk dapat mengabadikan nama Dr JB Sitanala dalam bentuk buku riwayat hidup.

“Kalau bisa harapan kami dari keluarga di Maluku agar bisa membuat buku tentang dokter Sitanala,” ucap Jimmy dihadapan perwakilan Kemenkes RI dan pihak RSUP Dr JB Sitanala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com