Menurut Ferdian, karhutla yang terjadi di Sumsel ini bukanlah lagi soal luasan. Namun dampak yang ditimbulkan berupa kabut asap membuat masyarakat menjadi terganggu.
Walau telah dua bulan berlalu, Ferdian mengaku bahwa petugas Manggala Agni sampai kini masih terus dilapangan untuk memadamkan api.
“Rata-rata yang terbakar ini banyak di lahan konsesi, sehingga tidak bisa dilakukan water bombing, hanya bisa lewat darat,” ujarnya.
Baca juga: Terdampak Kabut Asap, Muratara Liburkan PAUD, Jam Belajar SD dan SMP Dimundurkan
Sumatera Selatan sejauh ini merupakan provinsi di Sumatera yang masih mengalami karhutla. Hal itu dikarenakan curah hujan yang minim, sehingga membuat api sulit dipadamkan.
“Aceh aman, Riau, aman jambi masih ada sedikit. Tinggal Sumsel ini, kalau dari segi luasan (yang terbakar) lumayan. Ini memang asap paling mengganggu, kami pastikan kepada pimpinan kami kerja dilapangan,” ungkap Ferdian.
Terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis menjelaskan, kabut asap yang terjadi di Palembang telah diprediksi sebelumnya.
“Sesuai prediksi awal kami, karena wilayah OKI hotspotnya meningkat sejak 22 Oktober kemarin karena tidak ada hujan yang meluas di sana,” jelas Wandayantolis.
Baca juga: Terkepung Kabut Asap, Nelayan Anambas yang Dilaporkan Hilang Ditemukan Selamat
Menurutnya, hujan di wilayah Sumsel diperkirakan akan berlangsung pada Kamis (2/11/2023) besok hingga Jumat (3/11/2023).
“Besok diprediksi hujan, tapi memang untuk di OKI belum merata,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.