Salin Artikel

Kota Palembang Kembali Diselimuti Kabut Asap, Udara Sudah di Level Berbahaya

Bahkan, kondisi udara di Palembang telah berada di level berbahaya dan membuat jarang pandang menjadi terganggu.

Berdasarkan pantauan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kondisi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Palembang pada pukul 10.00 WIB, berada di angka 321.

Kondisi yang paling parah berada di Ogan Ilir dimana angka ISPU menembus 723 pada waktu yang sama.

Ambang batas udara dianggap baik jika ISPU-nya berada di bawah 50.

Selain itu, jumlah fire spot terdapat 50 titik di Sumatera Selatan. Kawasan yang paling banyak adalah di Kabupaten OKI.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto mengatakan, kondisi udara di Palembang kembali memburuk karena saat ini api karhutla masih belum padam.

Kabut asap pun terbawa angin menuju Palembang sehingga ISPU kembali memburuk.

Ferdian menerangkan, Kabupaten OKI memang wilayah yang paling terbakar lantaran di kawasan tersebut merupakan areal gambut yang memiliki kedalaman mencapai 6 meter.

Kondisi itu diperparah dengan air di lokasi kanal yang kini mulai sulit didapatkan, sehingga proses pemadaman hanya dilakukan lewat darat.

“Ditambah lagi faktor angin yang membuat kawasan gambut menjadi cepat membesar, karena posisinya yang terbakar ini sudah sangat luas, kita hanya bisa menghalau api,” kata Ferdian, Senin (30/10/2023).


Menurut Ferdian, karhutla yang terjadi di Sumsel ini bukanlah lagi soal luasan. Namun dampak yang ditimbulkan berupa kabut asap membuat masyarakat menjadi terganggu.

Walau telah dua bulan berlalu, Ferdian mengaku bahwa petugas Manggala Agni sampai kini masih terus dilapangan untuk memadamkan api.

“Rata-rata yang terbakar ini banyak di lahan konsesi, sehingga tidak bisa dilakukan water bombing, hanya bisa lewat darat,” ujarnya.

Sumatera Selatan sejauh ini merupakan provinsi di Sumatera yang masih mengalami karhutla. Hal itu dikarenakan curah hujan yang minim, sehingga membuat api sulit dipadamkan.

“Aceh aman, Riau, aman jambi masih ada sedikit. Tinggal Sumsel ini, kalau dari segi luasan (yang terbakar) lumayan. Ini memang asap paling mengganggu, kami pastikan kepada pimpinan kami kerja dilapangan,” ungkap Ferdian.

Terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis menjelaskan, kabut asap yang terjadi di Palembang telah diprediksi sebelumnya.

“Sesuai prediksi awal kami, karena wilayah OKI hotspotnya meningkat sejak 22 Oktober kemarin karena tidak ada hujan yang meluas di sana,” jelas Wandayantolis.

Menurutnya, hujan di wilayah Sumsel diperkirakan akan berlangsung pada Kamis (2/11/2023) besok hingga  Jumat (3/11/2023).

“Besok diprediksi hujan, tapi memang untuk di OKI belum merata,” ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/30/165106378/kota-palembang-kembali-diselimuti-kabut-asap-udara-sudah-di-level-berbahaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke