Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sasi, Aturan Supranatural Masyarakat Misool Raja Ampat untuk Menjaga Kelestarian Laut

Kompas.com - 20/10/2023, 10:11 WIB
Farid Assifa,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

“Mama (Ribka Botot) sebelumnya tidak bisa menyelam. Namun setelah menjadi ketua kelompok, akhirnya bisa menyelam. Kami dilatih menyelam oleh kakak-kakak di YKAN,” kata Rifka, Kamis.

Diketahui, untuk memberi pelatihan kepada mama kelompok Jom Jak Sasi, YKAN mengontrak Aida Free Dive. Mereka melatih mama Joom Jak Sasi menyelam sampai lihai.

Baca juga: Sopir Angkot Bakar Ban di Depan Kantor Wali Kota Sorong

Awal pembentukan Joom Jak Sasi

Pembentukan kelompok Jom Jak Sasi ini merupakan replikasi dari kelompok serupa yang didirikan pada 2008 silam.

Kelompok ini berada di kampung tetangga, Kapatcol dan Waifuna, yang dipimpin Mama Almina Kacili. Mereka juga dibentuk dengan pendampingan YKAN.

Mama Almina memberi inspirasi kepada perempuan Kampung Aduwei hingga akhirnya tebrentuklah Joom Jak Sasi pada tahun 2022.

Pembukaan sasi atau pencabutan larangan menangkap teripang dan lobster yang dilakukan kelompok Jom Jak Sasi pada Kamis kemarin adalah kegiatan perdana mereka.

Baca juga: Menteri Susi Puji Tradisi Sasi dalam Merawat Alam Maluku

Mama Almina kepada Kompas.com mengatakan, tradisi sasi ini sebenarnya sudah lama berlaku di wilayahnya dan merupakan warisan leluhur di Papua. Namun tradisi ini mulai ditinggalkan.

Ia mengatakan, sasi ini dihidupkan kembali berangkat dari keprihatinan para mama ketika melihat cara masyarakat di Kapatcol dan Waifuna menangkap ikan.

Menurut Mama Almina, masyarakat menangkap ikan dengan cara merusak lingkungan seperti menggunakan bom ikan atau racun dari akar pohon.

“Sasi bagaimana bikin laut bagus. Dengan adanya sasi, ikan, terumbu karang tidak
Musnah. Karang tumbuh dengan baik. Tanpa sasi semuanya bisa hancur karena ada bom ikan. Dengan sasi mereka akan takut,” ujarnya.

Baca juga: Eksplorasi Misool, Surga Dunia di Timur Indonesia

Ilustrasi ukuran ikan laut mulai menyusut akibat pemanasan global.pixabay.com Ilustrasi ukuran ikan laut mulai menyusut akibat pemanasan global.

Mama Almina berinisiatif untuk menghidupkan kembali sasi dengan pendampingan LSM YKAN.

Mama Almina yang merupakan seorang perempuan kuat diberi kepercayaan oleh suku Matbat, salah satu suku terbesar di Misool, untuk mengelola sasi bersama mama-mama lainnya.

Mama Ribka, ketua Joom Jak Sasi, mengatakan, berkat saran Mama Almina, ia dan perempuan lainnya di Aduwei membentuk kelompok sasi.

Awalnya, Mama Ribka ragu untuk memimpin kelompok sasi karena tidak mengerti tentang organisasi dan tidak bisa berbicara di depan umum. Namun berkat saran dan dorongan dari Mama Almina, Mama Rifka pun akhirnya bersedia memimpin.

Ia mengaku mengambil banyak hikmah saat memimpin kelompok Jom Jak Sasi. Ia bisa mengenal karakter seseorang, bisa berbicara di muka umum dan bahkan berkat berorganisasi, ia bisa melancong ke luar daerah sebagai narasumber.

“Saya akhirnya bisa ke Sorong dan menginap di hotel. Saya juga tahu bagaimana cara membuka pintu hotel di sana,” kata Ribka lantas tersenyum.

Mama Ribka dan anggotanya diberi pelatihan oleh LSM YKAN tentang monitoring wilayah sasi, manajemen keuangan hingga menyelam.

Baca juga: Misool Timur di Raja Ampat Terapkan Deklarasi Adat untuk Kelola Perairan

Bantu biaya anak kuliah

Pembentuk kelompok sasi perempuan di Misool Utara memberi banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat di sana. Selain menjaga alam laut tetap lestari, kelompok sasi ini memberi dampak ekonomi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com