AMBON, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memuji sistem sasi yang merupakan kearifan lokal di Kepulauan Maluku, berupa larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu sebagai upaya menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati, baik hewani maupun nabati.
Pujian Menteri Susi itu disampaikannya usai membuka Sasi Lola di Pulau Hatta, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (23/10/2017). Acara itu juga dihadiri Gubernur Maluku Said Assagaff dan Kapolda Maluku Irjen Pol Drs Deden Juhara.
"Saya pikir sistem sasi yang ada di Maluku ini, dan banyak pulau-pulau lain, melakukan hal yang sama. Itu hal yang luar biasa arif, dan mereka sudah tahu tujuannya untuk meningkatkan pendapatan. Jadi sasi, penyetopan penangkapan untuk tujuan peningkatan pendapatan," ujar Susi melalui siaran pers Humas Pemprov Maluku yang diterima Kompas.com, Senin malam.
Dia lantas meminta sistem sasi di Maluku dapat terus dijaga dan dilestarikan serta dipatuhi oleh masyarakat. Dia juga meminta agar semua orang luar harus menghormati tradisi sasi yang ada di Maluku.
"Jangan sampai bapak di sini terapkan sasi untuk nelayan bapak, tapi nelayan dari luar datang ambil diperbolehkan atau dibiarin. Ini tidak boleh," tegasnya.
Menteri Susi juga mengingatkan warga Pulau Hatta jangan karena terumbu karangnya bagus dan banyak aneka ikan hias di situ lantas berbisnis ikan.
"Sebaiknya bisnis ikan yang lain deh. Jangan ikan hias deh. Kalau bapak sudah mulai bisnis ikan hias, nanti ikan hiasnya berkurang atau pergi, lalu turisnya nggak datang lagi. Karena turis datang ke sini untuk apa? Ya coral dengan ikan-ikan hiasnya yang cantik-cantik itu," tuturnya.
Baca juga : Susi: Kearifan Nelayan Banda Harus Ditiru
Dia menyarankan, sebaiknya para nelayan setempat menangkap jenis ikan jenis yang lain saja. Misalnya ikan tuna, ikan layar, ikan kakap atau ikan kerapu.
Lebih jauh tentang Kepulauan Banda, Menteri Susi mengaku baru pernah datang ke daerah itu, dan terpesona dengan pemandangan alamnya.
"Banda ini luar biasa. Pemandangan gunung api, lautnya biru, jernih, luar biasa. Ikannya banyak. Saya dengar tunanya sudah bisa dapat sampai 90 kiloan. Berarti walaupun dari jauh perang kita melawan, illegal fishing itu mengakibatkan perang yang baik di sini karena ikan-ikannya lebih besar dan lebih banyak," tuturnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan