Namun, beda cerita dengan Rini Sari Handayani, salah satu produsen batik lain di Kampung Batik Semarang.
Setiap tahunnya dia mengaku mendapat pesanan dari gereja dari seluruh Indonesia.
"Biasanya pesannya puluhan di setiap gereja seluruh Indonesia," ujar dia.
Selain untuk gereja, batik buatan Rini itu juga pernah diborong oleh mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan istinya saat melakukan kunjungan ke tokonya.
"Wali Kota juga pernah, saat itu langsung diborong banyak," ujar dia.
Menurutnya, pakaian batik sekarang tak hanya dipakai ketika acara formal.
Terbukti, banyak anak muda yang sekarang membeli batik di tempatnya dengan pilihan motif yang lebih milenial.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang hingga Kendaraan Menumpuk
"Ya selain para ASN dan anak sekolah, anak-anak muda juga pada cari. Biasanya cari warna yang tak mencolok atau halus," papar dia.
Dia menuturkan, motif batik di Kota Semarang mempunyai ciri khas sendiri dibandingkan dengan motif batik yang ada di daerah lain, seperti Pekalongan dan Batang.
Motif batik Semarang mempunyai cerita, yang digambar adalah ikon-ikon Kota Semarang yang saat ini masih eksis, seperti Tugu Muda, Gereja Belenduk, dan Sam Poo Kong.
Dia mengaku, sebagian besar perajin di Kampung Batik Semarang mengandalkan para wisatawan yang masuk ke Kota Semarang untuk kemudian mampir ke Kampung Batik membeli oleh-oleh.
"Pandemi sempat sepi, tapi sekarang berangsur membaik," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.