Dia pun mengaku kecewa dengan aparat atas perbedaan perlakuan tersebut.
Ida mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian, jika laporannya dinilai masih belum lengkap untuk naik ke penyelidikan.
Merespon itu, dia terus berusaha melengkapinya dengan data pendukung.
"Akhirnya 2007 keluar surat DPO, suamiku sudah tak laporin, aku seneng karena berpikir kalau pasti ditangkap. Tapi ternyata masih enggak ditangkap sampai 2012," ungkapnya.
Beberapa tahun berlalu, Ida berinisiatif mendatangi Polda Jatim untuk mempertanyakan kelanjutan kasusnya. Namun, dia malah dibentak oleh salah seorang polisi.
"Sampai akhirnya 2021, aku datang Polda Jatim menanyakan, lah kok aku malah dibentak, dibilang kalau berkasnya terbakar. Polisi itu bilang harus mulai dari awal kembali," ujar dia.
Ida yang tak berhenti memperjuangkan laporanya itu langsung menangis mendengar kabar tersebut.
Sebab, dia sudah menghabiskan banyak uang dan tenaga agar suaminya tertangkap.
Selain itu, rumah Ida yang berada di perumahan Pakuwon City juga harus dikosongkan tahun ini karena sang suami ternyata malah memenangkan perebutan aset tersebut.
Ida yang mengaku sudah kelelahan dalam menghadapi kasus tersebut pun meminta sejumlah pihak membantunya.
Dia hanya berharap agar Nardinata segera ditangkap dan dihukum.
"Pak Presiden, Pak Menkopolhukam, mohon bantu saya, saya cuman rakyat kecil yang enggak punya apa-apa. Saya tetap berharap suami saya ditangkap," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.