"Dari informasi yang kita dapatkan kecelakaan terjadi saat korban berada di bandara Riyadh." kata Novita.
Saat kejadian, BD disebut tidak sadarkan diri dan dirawat di ruang NICU selama berbulan-bulan.
Selama proses operasi dan perawatan medis dilakukan, keluarga sama sekali tidak mendapatkan kabar apa pun.
Selang tiga bulan setelah korban diduga jatuh di bandara Riyadh, baru ada informasi ke rumah keluarga bahwa BD akan dipulangkan karena sakit.
Saat ini, BD telah melaporkan dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke Polda NTB.
Baca juga: Pekerja Migran Asal Lombok Lumpuh dan Tak Bisa Bicara Usai Pulang dari Arab Saudi
Dengan memakai kursi roda, korban BD didampingi keluarga, kepala desa, LBH dan pendamping perlindungan buruh migran, melapor ke Ditreskrimum Polda NTB.
Ketua Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Muhammad Saleh mengatakan, kasus yang dialami BD bukan kasus TPPO biasa, melainkan ada unsur pelanggaran kemanusiaan.
Menurut Saleh, jika benar korban jatuh di bandara, semestinya ada surat keterangan resmi dari pihak otoritas bandara atau rumah sakit setempat.
"Karena kalau di bandara adalah tempat yang sangat bisa dipertanggungjawabkan. Jadi kalau ada orang jatuh pasti ada surat dari pihak bandara, mungkin kalau dia masih di bawah tanggungjawab maskapai tentu juga ada surat dari kepolisian setempat, surat dari rumah sakit, termasuk juga negara setempat," sebut Saleh.
Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB AKBP Ni Made Pujawati mengatakan, dari 31 kasus TPPO yang ditangani Polda NTB, kasus BD adalah yang paling parah. Sebab, korban dalam kondisi lumpuh dan tak bisa berbicara.
Baca juga: Pekerja Migran Dipulangkan dalam Kondisi Lumpuh dari Arab Saudi, Polda NTB Selidiki
"Dari 31 kasus yang ditangani oleh Polda dan jajaran, terdapat 170 korban laki-laki dan 40 korban perempuan. Dengan jumlah tersangka 29 laki-laki dan 21 wanita. (Paling parah) yang hari ini kami terima pengaduannya," terang Pujawati.
Terkait kasus BD, Satgas TPPO akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk rumah sakit dan Dinas Kesehatan, untuk mendalami kondisi korban. Pihaknya juga mendorong agar penanganan kesehatan terhadap korban BD dilanjutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.