Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu dan 4 Anak di Sikka yang Tinggal di Gubuk Reyot Dapat Bantuan Rp 1,4 Juta dari Kemensos

Kompas.com - 27/09/2023, 20:20 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Krisiandi

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Kementerian Sosial melalui unit Pelayanan Teknis Sentra Efata Kupang menyalurkan bantuan sembako kepada Anastasia Sao, warga Dusun Megeloo, Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (27/9/2023).

Adapun Anastasia tinggal bersama empat anaknya di sebuah gubuk reyot di dusun itu.

Perwakilan UPT Sentra Efata Kupang Indra Gunawan mengatakan, tersebut masih bersifat sementara, hanya untuk keperluan kebutuhan sehari-hari.

Sementara untuk bantuan lain, seperti rumah, sumur, toilet, akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kemensos pusat.

Baca juga: Kisah Seorang Ayah dan Anak Tinggal di Gubuk Reyot Seperti Kandang di Baubau

"Bantuan ini masih bersifat sementara, seperti beras, telur ayam, dan beberapa barang lain. Totalnya Rp 1,4 juta," ujar Indra kepada Kompas.com di sela-sela kegiatan penyerahan bantuan.

Indra mengungkapkan, pihaknya telah mengurus Kartu Keluarga (KK), Kartu Penduduk (KTP), dan Nomor Induk Keluarga (NIK) untuk keempat anak Anastasia. Dengan begitu ke depan mereka mudah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Ia juga menambahkan akan berkoordinasi dengan komunitas Koin Untuk Sikka lantaran menurut informasi mereka akan membantu membangun rumah untuk Anastasia.

Baca juga: Kisah Kakek Tunanetra di Flores, Hidup Sendiri di Gubuk Reyot dan Minum Air Hujan

"Tentu kita akan berkolaborasi, mana yang akan dilakukan oleh Koin Untuk Sikka, mana oleh Kemensos, sehingga nanti tidak tumpang tindih," ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Reroroja, Florida Yosefina Ndena menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjibaku membantu salah satu warganya.

"Terima kasih kepada teman-teman Koin Untuk Sikka, Kodim, biarawan-biarawati, Kemensos dan semua pihak yang sudah ikut membantu Anastasia," ucapnya.


Anastasia dan empat anaknya tinggal di sebuah gubuk berukuran 2x2 meter. Lantainya beralaskan tanah. Atap dan dindingnya dari daun kelapa. Beberapa tiang rumah terlihat lapuk.

Gubuk itu hanya memiliki satu pintu dari sing bekas. Saat pintu dibuka, langsung mengarah ke dapur. Di bagian dalam juga terdapat satu tempat tidur, dan beberapa pakaian yang teratur.

Baca juga: Pilu Bu Sida Pejuang Tumor di Batam, Tinggal dalam Rumah Reyot bersama Anak yang Gangguan Jiwa

Saat hujan tiba, air kerap masuk masuk ke dalam gubuk. Bahkan beberapa kali nyaris ambruk akibat diterpa angin kencang.

Sebelum menetap di gubuk itu, Anastasi pergi merantau bersama sang suami, Antonius Alek ke Kalimantan Timur. Ia tidak ingat persis berapa lama mereka sana.

Pada pertengahan 2021, ia bersama empat anaknya pulang ke Mageloo. Saat itu ia sedang mengandung anak kelima. Dia Mageloo mereka menetap sementara di rumah keluarga.

Sebulan kemudian Anastasia mendengar kabar bahwa Antonius sering sakit. Sebulan kemudian, menerima kabar sang suami meninggal di tempat kerja.

Sejak saat itu Anastasia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia bekerja serabutan. Hidupnya pun mulai tidak menetap.

Baca juga: Kisah Ibu di Sikka Tinggal Bersama 4 Anaknya di Gubuk Reyot

Akhir 2021, ia bersama keempat anaknya tinggal di sebuah gubuk di bawah pohon asam. Gubuk itu hanya beralaskan tanah, dan berdinding kain yang usang.

Tiga bulan kemudian, gubuk yang mereka bangun ambruk. Mereka kemudian menetap sementara di rumah tetangga.

Hanya satu bulan di rumah tetangga, Anastasia dan anaknya kemudian kembali membangun gubuk di lokasi yang berbeda. Gubuk itu berada di bawah pohon asam, sekitar 100 meter dari lokasi sebelum. Namun tak bertahan lama, gubuk itu roboh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hamil 7 Bulan, Remaja di Wonogiri Tewas Gantung Diri

Hamil 7 Bulan, Remaja di Wonogiri Tewas Gantung Diri

Regional
Empat Pelajar Jateng Dikirim Jadi Calon Paskibraka Nasional

Empat Pelajar Jateng Dikirim Jadi Calon Paskibraka Nasional

Regional
Alami Penurunan Kesadaran, Seorang Calon Haji Embarkasi Solo asal Banjarnegara Meninggal di Madinah

Alami Penurunan Kesadaran, Seorang Calon Haji Embarkasi Solo asal Banjarnegara Meninggal di Madinah

Regional
Polemik Rencana Pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay di Jayapura

Polemik Rencana Pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay di Jayapura

Regional
Petahana Bupati Tegal Umi Azizah Kembali Ikuti Penjaringan PKB di Pilkada 2024

Petahana Bupati Tegal Umi Azizah Kembali Ikuti Penjaringan PKB di Pilkada 2024

Regional
Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com