KENDAL,KOMPAS.com- Ani Tjahtyawati, warga Jalan Johar RT 18 RW 08 kelurahan Pegulon Kendal Jawa Tengah, terlihat menundukkan mukanya ketika menunggu sidang kasus pembunuhan di Pengadilan Negeri Kendal.
Berkali-kali, ia yang duduk bersebelahan dengan suaminya Suyoko mengusap air matanya dengan pucuk kerudung yang dipakai.
Any adalah ibu Angga Nur Hidayat (21) yang tewas dibacok sejumlah remaja, dan kasusnya baru disidangkan Rabu (27/9/2023).
Baca juga: Seorang Kakek Ditemukan Meninggal di Atap Rumahnya
Any bersama suaminya, datang di Pengadilan Negeri Kendal untuk melihat sidang kasus pembunuhan yang menewaskan anak semata wayangnya tersebut.
“Saya sedih. Anak saya satu -satunya, meninggal dunia karena dibunuh saat berboncengan dengan temannya,” kata Any, dengan terbata -bata.
Any berharap, pelaku yang telah membacok anaknya hingga meninggal dunia itu dihukum seberat-beratnya.
“Pelaku kebanyakan masih anak-anak,” ujar Any.
Baca juga: Mobil Rombongan Gubernur Riau Kecelakaan, Satu Orang Meninggal
Any menceritakan, peristiwa pembacokan yang menewaskan anaknya, terjadi di jalan Soekarno Hatta Desa Jambearum, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, sekitar pukul 4.00 WIB tanggal 18 November 2022.
Any mengaku, sempat berkirim surat ke Kapolri pada bulan Maret dan Mei 2023. Surat itu ditembuskan kepada Presiden.
“Isi suratnya, saya minta keadilan karena kasusnya terlalu lama dan belum ada kepastian,” tambah Any.
Sidang kasus pembacokan di Pengadilan Negeri Kendal yang menewaskan Angga, menghadirkan 3 terdakwa, E, A, dan A (semuanya masih pelajar SMK) serta 7 saksi.
Dua saksi di antaranya Rafif (21) dan Sandi (20), keduanya teman korban. Sidang dipimpin oleh hakim Kristina, dengan jaksa penuntut umum, Sukma.
Sebelumnya, Rafif kepada Kompas.com, mengatakan dirinya bersama Sandi dan Angga (korban), naik motor berboncengan.
Dirinya di depan, Sandi di tengah, dan korban di belakang. Saat melintas di jalan raya Sukarno –Hatta, tepatnya di depan kantor DPC PDI Perjuangan Kendal, ia melihat ada segerombolan orang berkumpul.
Karena tidak mempunyai rasa curiga, ia tetap menjalankan motornya.
“Tapi ketika kami lewat di depan mereka, tiba-tiba diantara orang-orang itu ada yang membacok Angga hingga terjatuh dari boncengan. Saya langsung berhenti,” kata Rafif.
Saat dirinya menghentikan motornya dan melihat kondisi Angga, tambah Rafif, dirinya dikejar oleh beberapa orang.
“Sandi turun dari motor dan lari, saya kena bacokan. Kemudian saya gas motor saya,” pungkas Rafif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.