Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Warga Buton Selatan Mengambil Air di Area Bekas Galian Tambang Aspal

Kompas.com - 26/09/2023, 17:34 WIB
Defriatno Neke,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BUTON SELATAN, KOMPAS.com -  Musim kemarau panjang membuat warga Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), kesulitan utuk memperoleh air.  

Ini seperti yang dialami puluhan warga Dusun Katolemando, Desa Sandang Pangan, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan.

Selama musim kemarau panjang tahun 2023 ini, warga Dusun Katolemando harus mengambil air sejauh 3 kilometer untuk mengambil air. 

Beberapa orang pria membawa beberapa jeriken ukuran sekitar 5 liter menyusuri jalan tak beraspal. Tak  lama kemudian, mereka berjalan menuju bekas area tambang aspal. 

Baca juga: Kekeringan di Bukit Menoreh, Warga Bikin Kolam dari Terpal Tampung Bantuan Air Bersih

“Kita harus jalan kaki supaya dapat air. Ini satu-satunya mata air di desa ini. Jadi kita harus jalan kaki sekitar 3 kilometer,” kata seorang warga, La Maruwi, Selasa (26/9/2023). 

Jalan setapak dengan sedikit tanjakan harus dilewati. Tak lama kemudian memasuki area bekas galian tambang aspal. 

Lalu, di bawah pohon kersen, tampak kolam kecil berukuran sekitar 1,5x1 meter berisi air jernih. Dinding dan lantai kolam tersebut berupa tanah.  

Warga yang datang langsung mengambil air dan memasukkannya ke dalam jeriken. Kemudian air tersebut dipikul untuk dibawa pulang. 

“Kami biasa kalau kemarau ambil di mata air juga di dekat galian tambang aspal ini. Kami biasa gunakan untuk minum dan mandi,” kata seorang warga, Arifin.  

Menurut Arifin, air tersebut dimasak terlebih dulu sebelum dikonsumsi. Sehingga selama ini warga tidak pernah mengalami sakit perut. 

Menurut warga, mata air di area bekas galian tambang tersebut sudah ada sejak lama dan tidak pernah mengering. 

“Itu memang ada mata airnya, sudah lama ada.  Sekarang sudah diolah oleh galian aspal, sehingga airnya mengalir agak jadi besar," ucap Arifin. 

Kolam tersebut menjadi satu-satunya sumber mata air bagi warga Dusun Katolemando. Selain memasak, air tersebut juga digunakan untuk mandi dan mencuci. 

Sehingga warga terkadang membawa ember besar dan papan untuk mencuci saat ke sumber mata air tersebut. 

Sore harinya, warga kembali berjalan sejauh 3 kilometer untuk menuju sumber tersebut di bekas galian tambang. 

Baca juga: Banten Tetapkan Status Darurat Kekeringan

“Kita mandi tidak gatal-gatal. Airnya bagus dan jernih, dan tidak berbau,” ucap warga lain, Mariati. 

Mariati menambahkan, warga sudah lama menggunakan mata air di bekas galian tambang untuk keperluan memasak dan mencuci. 

“Jadi kami airnya itu biasa kami masak dulu sebelum diminum. Airnya segar dan tidak berbau makanya kita masak,” tambahnya. 

Sementara itu, Kepala Desa Sandang Pangan, Jumadil mengatakan, dulu pernah masuk pipa air ke kampunya. Namun, mesinnya sudah rusak dan tidak digunakan lagi sampai saat ini.

Sehingga untuk keperluan setiap harinya mengambil air dari sumber mata air tersebut. 

“Selama tidak hujan ini air sudah mengambil air disitu. Kalau sudah tidak ada air, pasti ambilnya disitu. Kalau  hujan biasa mereka ambil air hujan,” kata Jumadil. 

Baca juga: Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, Pemkab Kulon Progo Siapkan 900.000 Liter Air untuk Warga

Sebelumnya, Dusun Katelomando sudah mendapat bantuan air bersih dari pemerintah daerah Buton Selatan. Namun saat ini warga kembali air di mata air tersebut, 

Menurutnya di Desa Sandang Pangan ada sekitar 100 kepala keluarga yang tidak dapat air. 

“Ada tiga dusun yang kekeringan namun ada satu tidak ada air sama sekali, yaitu dusun katolomando,” ucap Jumadil.

Secara keseluruh, warga  Dusun Katelomando berharap, agar pemerintah daerah setempat bisa segera mencarikan solusi terkait kekeringan air. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com