Salin Artikel

Kekeringan, Warga Buton Selatan Mengambil Air di Area Bekas Galian Tambang Aspal

Ini seperti yang dialami puluhan warga Dusun Katolemando, Desa Sandang Pangan, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan.

Selama musim kemarau panjang tahun 2023 ini, warga Dusun Katolemando harus mengambil air sejauh 3 kilometer untuk mengambil air. 

Beberapa orang pria membawa beberapa jeriken ukuran sekitar 5 liter menyusuri jalan tak beraspal. Tak  lama kemudian, mereka berjalan menuju bekas area tambang aspal. 

“Kita harus jalan kaki supaya dapat air. Ini satu-satunya mata air di desa ini. Jadi kita harus jalan kaki sekitar 3 kilometer,” kata seorang warga, La Maruwi, Selasa (26/9/2023). 

Jalan setapak dengan sedikit tanjakan harus dilewati. Tak lama kemudian memasuki area bekas galian tambang aspal. 

Lalu, di bawah pohon kersen, tampak kolam kecil berukuran sekitar 1,5x1 meter berisi air jernih. Dinding dan lantai kolam tersebut berupa tanah.  

Warga yang datang langsung mengambil air dan memasukkannya ke dalam jeriken. Kemudian air tersebut dipikul untuk dibawa pulang. 

“Kami biasa kalau kemarau ambil di mata air juga di dekat galian tambang aspal ini. Kami biasa gunakan untuk minum dan mandi,” kata seorang warga, Arifin.  

Menurut warga, mata air di area bekas galian tambang tersebut sudah ada sejak lama dan tidak pernah mengering. 

“Itu memang ada mata airnya, sudah lama ada.  Sekarang sudah diolah oleh galian aspal, sehingga airnya mengalir agak jadi besar," ucap Arifin. 

Kolam tersebut menjadi satu-satunya sumber mata air bagi warga Dusun Katolemando. Selain memasak, air tersebut juga digunakan untuk mandi dan mencuci. 

Sehingga warga terkadang membawa ember besar dan papan untuk mencuci saat ke sumber mata air tersebut. 

Sore harinya, warga kembali berjalan sejauh 3 kilometer untuk menuju sumber tersebut di bekas galian tambang. 

“Kita mandi tidak gatal-gatal. Airnya bagus dan jernih, dan tidak berbau,” ucap warga lain, Mariati. 

Mariati menambahkan, warga sudah lama menggunakan mata air di bekas galian tambang untuk keperluan memasak dan mencuci. 

“Jadi kami airnya itu biasa kami masak dulu sebelum diminum. Airnya segar dan tidak berbau makanya kita masak,” tambahnya. 

Sementara itu, Kepala Desa Sandang Pangan, Jumadil mengatakan, dulu pernah masuk pipa air ke kampunya. Namun, mesinnya sudah rusak dan tidak digunakan lagi sampai saat ini.

Sehingga untuk keperluan setiap harinya mengambil air dari sumber mata air tersebut. 

“Selama tidak hujan ini air sudah mengambil air disitu. Kalau sudah tidak ada air, pasti ambilnya disitu. Kalau  hujan biasa mereka ambil air hujan,” kata Jumadil. 

Sebelumnya, Dusun Katelomando sudah mendapat bantuan air bersih dari pemerintah daerah Buton Selatan. Namun saat ini warga kembali air di mata air tersebut, 

Menurutnya di Desa Sandang Pangan ada sekitar 100 kepala keluarga yang tidak dapat air. 

“Ada tiga dusun yang kekeringan namun ada satu tidak ada air sama sekali, yaitu dusun katolomando,” ucap Jumadil.

Secara keseluruh, warga  Dusun Katelomando berharap, agar pemerintah daerah setempat bisa segera mencarikan solusi terkait kekeringan air. 

https://regional.kompas.com/read/2023/09/26/173443078/kekeringan-warga-buton-selatan-mengambil-air-di-area-bekas-galian-tambang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke