Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikepung Asap Karhutla dan TPA Sukawinatan, Status Kualitas Udara di Palembang Berbahaya

Kompas.com - 26/09/2023, 11:53 WIB
Aji YK Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kualitas udara di Palembang masuk pada level berbahaya akibat dikepung asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan.

Berdasarkan pantauan dari situs BMKG Selasa (26/9/2023), konsentrasi partikulat atau PM 2.5 berada pada angkat 349.70 Ugram/m3 pada pukul 05.00 WIB.

Kemudian pada pukul 7.00 WIB, PM2.5 melonjak lebih tinggi melebihi 400 Ugram/m3. Angka ini paling tinggi selama kondisi kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera Selatan.

Baca juga: Gunungan Sampah TPA Sukawinatan Palembang Kembali Terbakar

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan, penyebab kualitas udara masuk level bahaya karena akumulasi asap dari kebakaran TPA Sukawinatan dan Karhutla yang berlangsung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Asap kebakaran tersebut terbawa sampai Palembang hingga menimbulkan kabut asap pekat.

“Baunya juga tidak seperti kebakaran pohon-pohon maupun tanaman. Baunya khas sampah, jadi memang kualitas udara hari ini berbahaya karena akumulasi kebakaran TPA dan OKI,” kata Ansori.

Ansori menerangkan, sebelum TPA Sukawinatan terbakar kemarin Senin (25/9/2023), kualitas udara di Palembang sebelumnya berada di level sangat tidak sehat dan tidak sehat.

Kini, kondisi kualitas udara di Palembang diperburuk dengan asap kebakaran dari gunung sampah.

“Karena kondisi angin yang bertiup dari TPA Sukawinatan ini cukup kencang sehingga asapnya terbawa dan menyebar luas. Estimasi kebakaran di Sukawinatan sekitar 3 hektar. Kondisi udara ini fluktuatif, mudah-mudahan ISPU nya turun setelah pemadaman,” ujarnya.

Baca juga: Kualitas Udara di Palembang Memburuk akibat Kebakaran Lahan di Pinggir Tol Palindra Meluas

Sementara itu, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto menambahkan, karhutla masih berlangsung di sekitar wilayah Sepucuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Lokasi yang terbakar tersebut merupakan kawasan gambut yang sulit dipadamkan.

Selain di OKI, karhutla juga sempat terjadi kawasan Karyajaya, Kertapati Palembang. Akibatnya, asap kebakaran itu pun terbawa angin menuju ke Palembang.

“Pantauan 25 September 2023, kalau di lihat dari arah angin kecepatan angin, sumber asap dari wilayah OKI. Upaya pemadaman tetap dilakukan oleh kawan-kawan Manggala Agni bahwa sampai kondisi benar-benar padam,” ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Update Korban Erupsi Gunung Marapi, 13 Jenazah Telah Diidentifikasi

Update Korban Erupsi Gunung Marapi, 13 Jenazah Telah Diidentifikasi

Regional
Istri Polisi di Nunukan Laporkan Suami atas Kasus Perselingkuhan

Istri Polisi di Nunukan Laporkan Suami atas Kasus Perselingkuhan

Regional
Presiden Jokowi Tanam Cendana di Samping Kantor Gubernur NTT

Presiden Jokowi Tanam Cendana di Samping Kantor Gubernur NTT

Regional
2 Menit Mengudara, 30 Pelanggaran Terekam ETLE Drone di Kota Magelang

2 Menit Mengudara, 30 Pelanggaran Terekam ETLE Drone di Kota Magelang

Regional
Syafrudin Dipastikan Kembali Mencalonkan Diri sebagai Walkot Serang

Syafrudin Dipastikan Kembali Mencalonkan Diri sebagai Walkot Serang

Regional
Dugaan Penyelewengan Dana Kemahasiswaan Unand, 2 Wakil Rektor Diperiksa

Dugaan Penyelewengan Dana Kemahasiswaan Unand, 2 Wakil Rektor Diperiksa

Regional
Sederet Fakta Evakuasi 22 Jenazah Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi

Sederet Fakta Evakuasi 22 Jenazah Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi

Regional
Jokowi Minta Bupati Nagekeo Selesaikan Masalah Rekening Penerima BLT El Nino

Jokowi Minta Bupati Nagekeo Selesaikan Masalah Rekening Penerima BLT El Nino

Regional
Pakai Visa Wisata untuk Survei Perusahaan, 14 WN China Ditangkap di Kepri

Pakai Visa Wisata untuk Survei Perusahaan, 14 WN China Ditangkap di Kepri

Regional
Banjir Bandang Lahar Gunung Marapi Terjadi di Tanah Datar

Banjir Bandang Lahar Gunung Marapi Terjadi di Tanah Datar

Regional
10 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Disebut Masih Hidup

10 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Disebut Masih Hidup

Regional
2 Anggota Polisi Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, 1 Diduga Meninggal, 1 Selamat

2 Anggota Polisi Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, 1 Diduga Meninggal, 1 Selamat

Regional
14,2 Juta Orang Diprediksi Kunjungi Jateng Saat Nataru, Potensi Kemacetan Diantisipasi

14,2 Juta Orang Diprediksi Kunjungi Jateng Saat Nataru, Potensi Kemacetan Diantisipasi

Regional
Babi Hutan Serang Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Purbalingga

Babi Hutan Serang Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Purbalingga

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Selatan

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com