LABUAN BAJO KOMPAS.com - Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSA) NTT melepasliar enam satwa komodo di Cagar Alam Wae Wuul di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (23/9/2023).
Komodo tersebut adalah hasil pengembangbiakan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor, Jawa Barat.
Salah satu dari Komodo tersebut diberi nama Viktor. Nama itu diambil dari nama mantan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Baca juga: Eks Gubernur NTT Viktor Diabadikan Menjadi Nama Komodo di Labuan Bajo
Selain nama eks Gubernur NTT, nama Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi juga diabadikan di salah satu komodo.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) Indra Eploitasia, satu dari enam Komodo itu diberi nama Endi. Nama Komodo tersebut diambil dari nama belakang Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi.
Pemberian nama tersebut, kata dia, merupakan bentuk apresiasi terhadap dedikasi Edi Endi terhadap konservasi.
"Nama Pak Endi ini juga sebagai bentuk apresiasi kami, sebagai bentuk dedikasi bapak terhadap konservasi," ujar Indra di Labuan Bajo, Minggu (24/9/2023).
Ia menerangkan, nama empat komodo lainnya antara lain, Satyawan, Jansen, Sato dan Indera. Satyawan diambil dari nama Direktur Jenderal KSDAE KLHK Satyawan Pudyamoko, dan Jansen diambil dari nama depan Direktur Taman Safari Indonesia Jancen Manangsar.
Sementara Sato diambil dari Hideya Sato, perwakilan dari PT Smelting Indonesia yang mendukung proses pelepasliaran enam Komodo itu ke Cagar Alam Wae Wuul.
Adapun nama Indera adalah akronim dari nama Indra Eploitasia dan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSA) NTT Arief Mahmud yang telah berkolaborasi mewujudkan pelepasliaran enam Komodo ke Cagar Alam Wae Wuul.
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengaku bangga karena namanya diabadikan pada satu dari enam komodo yang dilepasliarkan di Kawasan Cagar Alam Wae Wuul Labuan Bajo.
"Tentu ini sebuah kebanggaan," ujar Endi di Labuan Bajo, Minggu (24/9/2023).
Ia pun menyambut baik kepulangan enam komodo ke habitat aslinya di Cagar Alam Wae Wuul, Labuan Bajo.
Meski demikian, dirinya tidak menginginkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat komodo mudah ditemukan di luar Manggarai Barat.
"Menjadi kegundahan apabila dengan kemajuan iptek nanti di mana-mana ada itu komodo. Saya kira bukan itu tujuannya, tetapi murni untuk kepentingan bagaimana komodo tetap lestari. Kalaupun di tempat lain ada komodo, tetapi tidak seperti di Manggarai Barat," ujarnya.
Baca juga: 6 Komodo yang Dilepasliarkan di Wae Wuul Labuan Bajo Dipasangi GPS untuk Pemantauan
Ia menambahkan, dari seluruh populasi komodo yang hidup di Manggarai Barat didominasi spesies jantan. Dirinya khawatir hal itu akan berdampak pada kelestarian komodo di Manggarai Barat.
"Di Taman Safari itu lebih banyak produksi betina, pas usianya sudah bisa bereproduksi bawalah kembali ke sini habitat aslinya (Manggarai Barat)," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.