Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Tani, Ratusan Petani Lampung Menjerit Pupuk Mahal

Kompas.com - 25/09/2023, 13:31 WIB
Tri Purna Jaya,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Ratusan petani "menjerit" mahalnya harga pupuk dan ancaman konflik lahan saat berunjuk rasa memperingati Hari Tani di Tugu Adipura, Senin (25/9/2023).

Dua persoalan ini menjadi sorotan Aliansi Solidaritas Petani Lampung (ASPL) atas kondisi terkini yang menimpa para petani di Provinsi Lampung.

Baca juga: Kesal Diperas, Petani dan Warga di Brebes Arak 3 Orang Ngaku Wartawan ke Balai Desa

Ratusan massa berorasi di pusat kota Bandar Lampung itu sambil membawa poster bertuliskan seperti, "Sejahterakan Petani", "Stablikan Harga Singkong dan Jagung!".

Koordinator aksi Prabowo Pamungkas mengatakan, meski telah ada Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), tetap tak ada kemajuan bagi kaum tani.

"Bahkan sebaliknya, nasib petani kian terpinggirkan dan tetap saja miskin serta jauh dari kata sejahtera," kata Prabowo, Senin.

Tiga persoalan utama kaum tani tidak lain selalu berkutat pada konflik lahan, pupuk langka dan fleksibiltas harga pertanian.

"Dan ini juga terjadi di Lampung, seperti konflik di Lampung Tengah antara petani dengan perusahaan dan konflik petani di Kota Baru dipaksa untuk menyewa lahan oleh Pemerintah Provinsi Lampung," kata dia.

Hal ini diperparah dengan pupuk murah yang kini menjadi barang langka.

Menurutnya, ketiadaan pupuk membuat petani pusing tujuh keliling jika dihadapkan pada situasi dan kondisi alam yang tidak menentu.

Dia mengatakan, pupuk menjadi elemen penting dalam pertanian guna mengoptimalkan hasil produk pertanian. Namun sayang ketersediaan pupuk subsidi dari pemerintah sangatlah terbatas.

Baca juga: Bersihkan Lahan, Petani di Kalsel Temukan Mortir Aktif

"Sementara pupuk non subsidi mahal dan tak terjangkau oleh petani yang masih harus menyisikan hasilnya untuk biaya makan sehari-hari dan pendidikan anak-anaknya," katanya.

Menurut Prabowo, pola persoalan petani di Lampung bak lingkaran setan. Petani didesain dalam kondisi tak berdaya. Sebelum produksi, mereka sulit mengakses lahan. Ketika tahap produksi, mereka susah memperoleh pupuk.

"Lalu, saat panen, mereka tak punya posisi tawar menentukan harga," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com