Ki Pantun mengaku, sangat mencintai seni tradisional turun temurun dari leluhur Suku Baduy tersebut.
Karena kecintaannya itu, dia bertekad untuk terus mempertahankan kesenian Baduy yang bisa dibilang mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda Baduy.
Di rumahnya sendiri, Ki Pantun mengajak anak-anak di kampung Kadu Gede, untuk mengenal dan belajar alat musik. Inisiasi itu dia lakukan sendiri tanpa bayaran.
“Dibiarkan saja main, belajar, sedikit-sedikit mengenal alat musik tradisional asli dari Baduy,” kata dia.
Baca juga: Suku Baduy Terancam Kehilangan Satu Generasi karena Ponsel Pintar
Insiasi untuk mengajar anak-anak muncul karena ada kekhawatiran seni tradisional asli Baduy bakal menghilang.
“Untuk Kacapi Buhun dan Pantun bisa dibilang saya satu-satunya di Baduy Luar, lainnya ada di Baduy Dalam,” kata dia.
Untuk melestarikan seni tradisonal, Ki Pantun juga membentuk kelompok seni tradisional Baduy, dia ditunjuk sebagai ketuanya.
Anggotanya adalah anak-anak muda yang sebagian di antaranya adalah didikan dari Ki Pantun.
“Baru-baru ini juga dapat penghargaan dari Presiden Jokowi karena sudah melestarikan seni budaya Baduy,” kata Ki Pantun.
Baca juga: Penggunaan HP Dilarang di Baduy, Pengunjung Diminta Patuhi Aturan Adat
Selain mahir memainkan alat musik tradisional, Ki Pantun juga membuat sendiri alat musik seperti Kacapi Buhun dan Angklung Buhun. Alat musik itu dia buat berdasarkan pesanan orang lain atau sengaja dibuat untuk koleksi pribadi.
Para pemesan alat musiknya bukan hanya berasal dari warga Baduy saja tapi juga kenalan Ki Pantun dari luar daerah.
Ki Pantun tidak menyebut berapa nominal yang diterima dari satu alat musik, tapi kata dia, cukup menghidupi keluarganya di samping penghasilannya dari bertani.
Selain itu, melalui kelompok seni yang dipimpinnya, Ki Pantun kerap diundang untuk tampil di hajatan dengan menampilkan kesenian Koromong.