Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curi Uang Teman Rp 600 Ribu, Remaja di Semarang Dikeroyok hingga Gegar Otak dan Meninggal

Kompas.com - 15/09/2023, 18:00 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Berawal dari mencuri uang temannya sebanyak Rp 600.000, remaja bernama MAN (17) tewas dihajar teman tongkrongannya dan mengalami gagar otak, Kamis (14/9/2023).

Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang AKP Dionisius Yudi Christiano mengungkapkan hasil visum menunjukkan korban mengalami gegar otak.

"Korban mengalami gegar otak karena pendarahan dalam otak, itu yang menyebabkan korban meninggal dunia," tutur Dion saat jumpa pers di markasnya, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Pria di Semarang Ditemukan Tewas Penuh Lebam saat Menginap di Rumah Teman

Kejadian itu bermula saat teman korban bernama Bagus Putra Pratama (19) mendapati korban mencuri uang Rp 600.000 dari dompetnya.

Padahal Bagus mengaku telah menganggap korban seperti saudara, bahkan korban kerap menginap di rumahnya dan akrab dengan keluarganya.

"Saya punya masalah karena almarhum ambil uang dari dompet saya Rp 600.000. Padahal dia juga sering nginap di rumah saya dan dekat dengan keluarga saya," ujarnya.

Lantaran tak terima dengan perilaku korban, Bagus mengajaknya pergi ke warnet dan menyuruh korban cukur rambut di dekat warnet di daerah Klipang, Tembalang, Kota Semarang.

Saat berada di warnet, Bagus menanyai korban mengenai pencurian yang dilakukan terhadap temannya sendiri.

Baca juga: Suami Hajar dan Tusuk Istrinya hingga Tewas, Berawal Tuduh Selingkuh dan Minta Korban Tulis Nama Selingkuhan

 

Namun korban menjawab berbelit dan membuatnya kesal hingga memukuli kepala korban dengan sandal.

Berikutnya teman-teman satu tongkrongan datang ke tempat kejadian perkara dan ikut menghajar korban. Mereka adalah Agung Rahmanto (26), Mika Faqih (19), Plateau Malik (21), Haidar Saputra (21), Muhammad Haris (20). Keenam pelaku merupakan lelaki dewasa, sedangkan korban masih usia anak.

Usai memukuli korban hingga tubuh dan wajahnya mengalami lebam dan luka-luka, Bagus kembali mengajaknya pulang ke rumahnya yang beralamatkan di Perumahan Emerald Indah, Meteseh, Tembalang, Kota Semarang. Ia bermaksud merawat korban di rumahnya.

Namun setibanya di rumah pada pukul 03.00 WIB, Bagus mengaku pada ibunya bila korban dipukuli temannya. Kemudian ibu Bagus menyuruh keduanya segera beristirahat.

Pada siang harinya saat ibu Bagus hendak memberi makan korban, ia justru mendapati korban sudah tak bernyawa. Kemudian saksi bernama Indri itu segera melaporkannya ke polisi.

Atas perbuatannya, keenam tersangka dijerat Pasal 76c Jo 80 Ayat (3) UURI No. 35 Th. 2014 dan atau 170 ayat (2) ke-3 KUHPidana dengan ancaman 12 tahun penjara.

"Setiap orang melakukan kekerasan terhadap anak dan menyebabkan anak mati dan atau Bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang yang mengakibatkan matinya orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76C 30 Pasal 80 Ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang Undang nomor 23 Tahun 2003 tentang perlindungan anak dan atau 170 ayat (2) ke-3 KUHP, dengan Ancaman hukuman 12 Tahun," tandas Dion.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com