Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budayawan Sumba Sebut Kawin Tangkap yang Videonya Viral adalah Penyimpangan Budaya

Kompas.com - 09/09/2023, 08:36 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Pemerhati budaya Sumba, Pater Robert Ramone, menegaskan bahwa kawin tangkap bukan budaya orang Sumba.

Hal itu disampaikan Pater Ramone saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/9/2023), menyusul viralnya video aksi kawin tangkap di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), di media sosial.

"Yang jelas kawin tangkap bukanlah budaya orang Sumba, tapi ini adalah penyimpangan budaya," tegasnya.

Baca juga: Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya, Polisi Periksa 6 Orang Saksi

Menurut Ramone, sebuah perkawinan yang berbudaya dan beradab seperti itu juga terjadi di tempat-tempat lain mesti melalui prosedur adat-istiadat yang berlaku. Antara pria dan wanita yang hendak menikah dan kedua belah pihak kedua orangtua mereka juga ada kesepakatan.

"Kawin tangkap adalah sebuah perkawinan tak normal dan lazim tapi itu terjadi dalam masyarakat kita. Tentu kawin tangkap tidak hanya terjadi di Sumba saja, tapi di tempat lain pun terjadi, bahkan lebih seru seperti terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)," ungkapnya.

Dia menyebutkan, kawin tangkap atau paksa saat ini sudah jarang terjadi di Sumba dibandingkan 1970-an saat dirinya masih anak dan remaja di kampungnya Kodi, Sumba Barat Daya.

Ramone menjelaskan, ada beberapa alasan munculnya kawin paksa, yakni pria dihina atau direndahkan oleh pihak keluarga wanita atau oleh wanita itu sendiri.

Sehingga, muncul balas dendam dengan cara menculik putrinya untuk dijadikan istri.

Dengan menculik, biasanya pria menunjukkan superioritasnya bahwa sebagai laki-laki mempunyai harga diri dan tidak mau diperlakukan semena-mena. "Jadi Ada penindasan psikologis," kata Ramone.

Baca juga: Fakta di Balik 4 Pria Ditangkap Usai Aksi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya

Kemudian, status sosial tidak sama atau bahkan taraf pendidikan tidak sama biasanya wanita dari keluarga mapan atau berpendidikan. Sementara pria dari keluarga biasa atau bahkan tidak berpendidikan.

Pihak pria ingin menunjukkan bahwa, biar pun dia dari keluarga miskin atau tidak berpendidikan, bisa memperistri seorang wanita dari keluarga mapan.

Selanjutnya, dipaksa kawin. Pada bagian ini, biasanya orangtua putri memaksa anak gadisnya untuk kawin dengan pria pilihan mereka dan bukan pilihan anak gadis mereka.

"Alasannya dapat terjadi, karena orangtua anak gadis berutang (kerbau) kepada orang lain namun tak sanggup melunasi utangnya. Di sini muncul negosiasi dari orangtua gadis atau dari pihak pemilik kerbau untuk menikahi putrinya. Dengan demikian, utang kerbau tidak akan ditagih lagi,"ungkapnya.

Kemudian tidak saling mencintai. Ini lebih sering terjadi. Jadi, kata Ramone, tak ada saling cinta yang seharusnya sebagai syarat sebuah pernikahan yang wajar antara pria dan wanita.

Biasanya, hanya laki-laki yang mau atau ngebet sementara pihak wanita tidak cinta (bertepuk sebelah tangan) lalu pria menculik wanita idamannya.

Baca juga: Viral, Video Kasus Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya, NTT, Apa Itu?

Bila wanita sudah diculik, biasanya orangtuanya setuju kendati pun sangat terpaksa.

Satu prinsip yang dipegang oleh orangtua wanita adalah tidak mau malu dengan tetangga atau bahkan lebih menjaga putri mereka untuk tidak menjadi bahan pergunjingan tetangga dengan stempel “sudah ternoda”.

"Bisa saja orangtua wanita merebutnya kembali tapi akibat lebih lanjut adalah puteri mereka “tidak laku lagi," kata dia.

Biasanya pada alasan ini haruslah keluarga pihak pria lebih superior daripada keluarga wanita.

Superior dalam banyak arti seperti punya pengaruh dan kedudukan dalam masyarakat dan keluarga kaya.

Langgengkah sebuah perkawinan paksa?

Dia menjelaskan, pasangan kawin paksa bila telah melewati beberapa tahun hidup bersama baik-baik saja.

Baca juga: Kronologi Perempuan di Sumba Barat Daya NTT Jadi Korban Kawin Tangkap

"Rupanya berlaku pribahasa Jawa witing treso jalaran suko kulino, atau cinta tumbuh dan mekar seiring waktu. Namun patut dicatat bahwa kelanggengan sebuah perkawinan tidak ditentukan oleh persiapan lama dan melewati prosedur normal sebagaimana adat istiadat setempat mengharuskannya, juga tak bisa kita berkata bahwa kawin paksa, tangkap atau culik pasti tak langgeng,"imbuhnya.

Nyatanya kata dia, ada banyak pasangan yang melalui persiapan dan prosedur, akhirnya ambruk juga di tengah jalan.

Sedangkan, pasangan yang awalnya karena terpaksa akibat perkawinan tidak normal, tetapi rumah tangga mereka langgeng sampai kakek-nenek. "Kalau bahagia ini soal lain lagi," ujarnya.

Satu hal pasti sebut dia, kawin tangkap di Sumba tidak pernah terjadi pada orang asing yang tidak dikenal.

Kawin paksa, hanya terjadi dalam satu suku atau antar-suku dengan catatan sudah saling kenal, atau salah satu pihak biasanya pria sudah lama mengincar wanita.

"Jangan khawatir untuk orang luar Sumba yang ingin berkunjung ke Sumba. Pasti aman. Tak pernah terjadi orang dari luar Sumba diculik atau kawin paksa. Oleh karena itu orang yang datang dari luar Sumba sebagai pengunjung jangan khawatir ajak pacar, istri atau putrinya berlibur di Sumba," ajaknya.

Baca juga: Viral, Video Kawin Tangkap di Sumba, Polisi: Pelaku dan Korban Pacaran

Bagaimana sikap gereja?

Gereja Katolik Sumba dan juga Gereja Kristen Sumba (GKS) tidak menjadikan kawin tangkap sebagai kebijakan pastoral.

Bahkan menurutnya, sangat jarang dibicarakan karena tidak sesering dulu lagi dan juga mereka yang kawin lari masih kebanyakan yang menganut aliran kepercayaan Marapu (agama asli orang Sumba).

Kalau akhir-akhir ini marak terjadi kawin paksa, gereja perlu menyampaikan suara kenabiannya bahwa ini bukan perkawinan normal dan tak dikehendaki gereja.

Hal itu, kata dia, adalah kasus pelanggaran hak asasi manusia dan dapat digolongkan sebagai tindak kriminal.

"Kalau soal belis saya pikir bukan itu alasan utama terjadinya kawin tangkap. Kendati maskawin mahal di Sumba ada istilah bagus yakni 'kumpul tangan atau sambung tangan' artinya tangan saya tidak cukup kuat atau panjang untuk sebuah urusan yang penting dan berat, maka dibutuhkan bantuan tangan-tangan lain dari handai taulan dan keluarga. Inilah salah satu bentuk gotong royong yang hidup di Sumba,"ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, dua tayangan video aksi kawin tangkap di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral di media sosial dan grup WhatsApp.

Baca juga: Aksi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya NTT Terekam CCTV dan Videonya Viral di Medsos

Pihak kepolisian sedang menelusuri aksi kawin tangkap tersebut. Aksi kawin tangkap itu terekam kamera pengawas CCTV dari dua sisi yang berbeda.

Video pertama berdurasi 30 detik terekam CCTV dari rumah warga dan video kedua terekam CCTV sebuah toko berdurasi 29 detik.

Video tersebut mempertontonkan aksi kawin tangkap sejumlah pria terhadap seorang perempuan. Aksi ini direkam beberapa warga.

Sejumlah pria yang mengenakan pakaian adat dan bercelana pendek menangkap seorang perempuan yang berdiri dengan rekannya di samping sepeda motor di pinggir jalan raya.

Penangkapan itu terjadi ketika perempuan tersebut menunggu pengemudi kendaraan yang ditumpanginya sedang berada di dalam kios pinggiran jalan.

Baca juga: Berkas Perkara Tersangka Utama Kasus Kawin Tangkap di Sumba Barat Dilimpahkan ke Jaksa

Adapun kawin tangkap secara historis, biasanya dilakukan laki-laki dari keluarga kaya yang hendak meminang seorang perempuan yang disukainya.

Kawin tangkap dilakukan dengan cara, calon pengantin wanita diculik untuk dijadikan istri.

Tradisi ini terjadi sebagai upaya pria Sumba keluar dari budaya matriarki, dominasi kepemimpinan perempuan yang diturunkan dari garis keturunan ibu.

Para pria Sumba merasa, budaya matriarki ini mereduksi hak mereka sebagai kepala keluarga, dan menuntun mereka kepada tradisi kawin tangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
TNI Sebut Warga Bibida Sempat Mengungsi Buntut Teror KKB di Paniai

TNI Sebut Warga Bibida Sempat Mengungsi Buntut Teror KKB di Paniai

Regional
Berduel pada Hari Idul Adha, 1 Orang Tewas dan 1 Kritis

Berduel pada Hari Idul Adha, 1 Orang Tewas dan 1 Kritis

Regional
Gempa Erupsi Gunung Lewotobi Meningkat, Ini Penjelasan PVMBG

Gempa Erupsi Gunung Lewotobi Meningkat, Ini Penjelasan PVMBG

Regional
Hindari Plastik, Pembagian Daging Kurban di Purworejo Pakai Daun Jati dan Besek

Hindari Plastik, Pembagian Daging Kurban di Purworejo Pakai Daun Jati dan Besek

Regional
Ayah Bunuh Anak Balitanya Saat Tidur di Serang Banten

Ayah Bunuh Anak Balitanya Saat Tidur di Serang Banten

Regional
50 TKI Ilegal dari NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 6 Bulan, Sebagian Diduga Dibunuh

50 TKI Ilegal dari NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 6 Bulan, Sebagian Diduga Dibunuh

Regional
Ingin Punya Motor CBR, Pria di Lampung Begal Temannya Sendiri

Ingin Punya Motor CBR, Pria di Lampung Begal Temannya Sendiri

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Pekerja Tambang Emas di Dompu Temukan Benda Diduga Tengkorak dan Tulang Manusia

Pekerja Tambang Emas di Dompu Temukan Benda Diduga Tengkorak dan Tulang Manusia

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
13 Kios Pasar di Dumai Riau Ludes Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki

13 Kios Pasar di Dumai Riau Ludes Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com