Berdasarkan pantauan Kompas.com, benteng ini memiliki keunikan karena konstruksinya susunan batu gunung dengan ketinggian 5 hingga 8 meter. Bangunannya sangat kokoh sehingga aman untuk dikunjungi.
Sementara saat mengamati bangunan, di atasnya terdapat sebuah meriam kuno berukuran besar yang menghadap ke lautan lepas.
Meriam kuno tersebut ditempatkan di pojok barat bangunan karena konon dulunya berfungsi untuk melihat pergerakan kapal asing.
Pada masanya, tempat ini dibangun sebagai benteng pertahanan melawan serang musuh ketika hendak masuk teluk Bima.
Jika diamati, benteng tersebut cukup menarik jika dijadikan sebagai lokasi wisata edukasi bagi para pelajar tentang sejarah masa pendudukan Belanda di Indonesia.
Benteng yang berada tepat di pintu masuk teluk Bima ini seolah menjadi gambaran bagaimana Belanda mempertahankan tanah jajahannya pada masa itu.
Bagi masyarakat sekitar, bangunan peninggalan Belanda itu kini menjadi obyek wisata yang cukup menarik dikunjungi warga lokal.
Tidak hanya menyuguhkan cerita sejarah, tetapi obyek wisata ini memiliki latar pemandangan yang memesona.
Lokasinya berada di atas bukit sehingga pengunjung bisa menyaksikan hamparan pantai laut hijau yang tenang serta perbukitan gunung di depannya.
Pengunjung juga dapat mengelilingi pantai di sekitar benteng dengan menggunakan perahu sambil menyaksikan aktivitas para nelayan.
Tidak hanya itu, tepat sampai di pintu masuk, para pengunjung akan disuguhkan dengan hamparan pasir putih sepanjang pantai dengan laut yang tenang.
Obyek wisata ini hanya ramai dikunjungi masyarakat lokal saat libur Lebaran dan akhir pekan.
Salah satu pengunjung, Irawan (29), mengatakan, pantai Benteng Asakota paling sesuai untuk warga lokal yang ingin turut memanfaatkan momentum libur bersama. Karena jaraknya yang dekat, setiap keluarga bisa membawa bekal makanan langsung dari rumah.
"Enak pokoknya, kita bisa lihat pemandangan dan pantai ini cocok untuk warga lokal. Biaya ke sini juga hemat karena lokasinya sangat dekat. Apalagi di obyek wisata Asakota ini masuknya juga gratis, cuma bayar parkir saja. Itu pun saat hari-hari besar seperti libur Lebaran. Kalau hari biasa, sama sekali enggak dipungut biaya," kata Irwan saat ditemui, Minggu (4/9/2023) sore.
Baca juga: Keterangan Warga soal KPK Geledah Perusahaan Air Minum Mertua Wali Kota Bima
Sementara itu, warga lokal lainnya yang turut ditemui di kawasan pantai Asakota, Dedy, mengaku, dirinya datang untuk mengisi liburan akhir pekan bersama keluarganya.