Ia tambahkan, estimasi pihaknya garis pantai Bengkulu mencapai 525 kilometer membentang di tujuh kabupaten di Provinsi Bengkulu terdapat 200 kilometer saat ini terancam akibat abrasi.
Pemerintah jelasnya sejak 1995 terus memperbaiki pesisir pantai yang rusak namun belum mencapai 50 persen yang mampu diperbaiki.
"Dari jumlah yang terancam dan rusak itu kami menggunakan skala prioritas bekerjasama dengan balai jalan nasional bina marga termasuk titik longsor. Skala prioritas dilakukan karena terbatasnya anggaran yang kita kelola," ungkap Adi Umar Dani.
Baca juga: Kisah Desa di Perbatasan Bengkulu-Jambi, Warga Harus Jalan 12 Km demi Dapat Sinyal
Kerusakan akibat abrasi menurutnya banyak terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara, Kaur dan beberapa kabupaten lain.
Dikatakannya secara keseluruhan perbaikan pesisir Bengkulu yang rusak dan terancam abrasi bila harus diproteksi maka membutuhkan biaya yang cukup tinggi berkisar Rp 5 triliun.
"Itu kalau kita rata-ratakan Rp 50 juta per meter maka sekitar Rp 5 triliun, itu semua sepanjang 525 kilometer. Hanya saja kita tentu memilih skala prioritas terkait kemampuan anggaran," ujarnya.
Perbaikan pesisir dilakukan pembangunan kubus beton serta sejumlah jenis konstruksi lainnya disesuaikan dengan karakter pesisir yang ada.
Baca juga: Koster Sebut Luas Bali Menyusut dalam 5 Tahun Terakhir, Terkikis 50 Km Persegi karena Abrasi
Sejumlah program penanaman mangrove dilakukan dengan upaya mandiri. Namun penanaman selalu gagal karena ombak begitu kencang.
"Banyak pohon bakau kami tersapu ombak karena langsung berhadapan dengan laut. Harusnya dibangun penahan abrasi baru ditanami mangrove," ujarnya.