Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Berkonflik dengan Hukum di LPKA Kupang Ingin Jadi Pendeta Saat Bebas

Kompas.com - 24/08/2023, 17:29 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

"Di sini semuanya laki-laki. Dulunya ada satu anak perempuan, tetapi baru-baru ini sudah keluar," kata Gidion.

Sebagian besar kata dia, anak-anak yang menjalani masa pembinaan terjerat kasus pencabulan.

Baca juga: Bapak, Ibu, dan Anak Aniaya Tetangganya karena Kesal Anjingnya Diusir

Dia mengklaim pemenuhan hak anak-anak sudah terpenuhi seperti makan minum, informasi, pendidikan, kesehatan, rekreasi, kreativitas, kegiatan kerohanian, berdoa serta olahraga

Bahkan kata dia, beberapa fasilitas olahraga juga disiapkan dengan baik oleh pihaknya seperti lapangan voli dan peralatan tinju.

"Semua itu rutin dilakukan setiap hari. Artinya semua waktu mereka terisi untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat bagi anak-anak, jika kelak mereka keluar nanti," kata Gidion.

"Kita memberikan pendidikan peningkatan intelektual. Yang kemarin putus sekolah di SD, SMP dan SMA kita kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), setiap hari datang melatih mereka sesuai dengan tingkat pendidikan," sambungnya.

Baca juga: Hari Anak Nasional, 35 Penghuni Lapas Anak di Bandung Dapat Remisi

Sedangkan untuk kepribadian dan mental, ada pembinaan kerohanian dari para rohaniawan dari Kristen, Katolik, serta Islam.

Anak-anak binaan juga dilatih membuat kerajinan tangan, seperti gedung baja ringan, lantai keramik, pengelasan, tanaman hidroponik, dan jahit menjahit.

"Harapan kita, anak-anak kita yang ada memiliki potensi dan kepribadian. Dengan latar belakang di lingkungan yang kurang baik, pendidikan yang belum terlalu baik sehingga ketika mereka berada di sini kita harapkan ada perubahan perilaku setiap waktu," katanya.

Gidion menyimpan harapan anak berkonflik dengan hukum tersebut akan 'terlahir' kembali menjadi pribadi yang baru setelah keluar dari LPKA.

"Kalau sudah bebas mereka sudah menjadi manusia mandiri dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Mereka sudah tahu mana hal yang baik dan tidak baik," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com