Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri “Jalan Tikus” Perbatasan Indonesia-Malaysia: Jalur Sutra Perlintasan Narkoba...

Kompas.com - 20/08/2023, 14:50 WIB
Hendra Cipta,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

PANJANG perbatasan darat Indonesia-Malaysia di sektor barat mencapai 360 kilometer. Sepanjang itu, sedikitnya ada hampir 100 pintu keluar-masuk ilegal melalui jalur setapak. Jalur ilegal ini biasa disebut sebagai jalan-jalan tikus di perbatasan.

Jumat (18/8/2023), saya, Hendra Cipta, jurnalis Kompas.com, mengunjungi Pos Bantan di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar). Dari pos ini, saya akan mengikuti patroli menyusuri jalan tikus di perbatasan. 

Wilayah Pos Bantan merupakan akses terakhir yang bisa dijangkau menggunakan kendaraan bermotor. Sesudah pos ini, apalagi sampai ke jalan tikus dan patok batas negara Indonesia-Malaysia, saya harus ikut berjalan kaki sejauh kurang lebih 10 kilometer.

Baca juga: Sisi Lain Prajurit Penjaga Perbatasan Indonesia-Malaysia: Jadi Petani, Guru, dan Nakes Sekaligus

Anak Sungai Sekayam menjadi penanda, jalur perjalanan yang bisa dilalui sepeda motor akan segera berakhir. Selebihnya, jalan setapak, jalan setapak, dan jalan setapak.

Prajurit Satgas Pamtas Batalyon Armed 16 Tumbak Kaputing bersama sepeda motor yang mengantar mereka sampai ke tepi hutan sebelum menapaki jalan tikus di perbatasan Indonesia-Malaysia. Secara rutin para prajurit ini menggelar patroli di jalan-jalan tikus perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (18/8/2023).KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Prajurit Satgas Pamtas Batalyon Armed 16 Tumbak Kaputing bersama sepeda motor yang mengantar mereka sampai ke tepi hutan sebelum menapaki jalan tikus di perbatasan Indonesia-Malaysia. Secara rutin para prajurit ini menggelar patroli di jalan-jalan tikus perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (18/8/2023).

Sesekali ada jalan yang cukup lebar, meski tetap jalan tanah. Namun, itu juga tak pernah panjang, segera terhalang hutan atau aliran sungai. 

Awal perjalanan

Saya memulai perjalanan pada Jumat siang itu dari kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Sejak awal, kami—saya dan seorang staf Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)—sengaja memilih menggunakan sepeda motor begitu berencana menyusuri jalan tikus perbatasan.

Dari PLBN Entikong, perjalanan berhenti dulu di Pasar Balai Karangan. Jarak kedua lokasi sekitar 20 kilometer. Perjalanan lalu berlanjut ke Pos Bantan, yang jaraknya sekitar 20 kilometer juga dari pasar. 

Persimpangan jalan masuk ke Pos Bantan, Satgas Pamtas Batalyon Armed 16 Tumbak Kaputing di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (18/8/2023).KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Persimpangan jalan masuk ke Pos Bantan, Satgas Pamtas Batalyon Armed 16 Tumbak Kaputing di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (18/8/2023).

Waktu menunjukkan sekitar pukul 13.00 WIB ketika perjalanan dimulai dari Pasar Balai Karangan. Butuh waktu setengah jam dari pasar, mampir ke Pos Bantan, dan akhirnya bertemu dengan jalan tikus pertama. Ini sudah pakai acara menyeberangi Anak Sungai Sekayam.

Baca juga: Dari Perbatasan Indonesia-Malaysia: Ringgit Laku di Entikong, Rupiah Bisa Dipakai di Tebedu

Sepeda motor kami parkirkan di tepi hutan dan perjalanan menyusuri lika-liku jalan tikus di perbatasan Indonesia-Malaysia pun dimulai. Jalan kaki.

Jalur sutra

Saya diajak serta oleh Komandan Pos Bantan, Letda Sugeng, untuk mengikuti mereka melakukan patroli jalan tikus dengan berjalan kaki.

Prajurit Satgas Pamtas Batalyon Armed 16 Tumbak Kaputing menggelar patroli di salah satu jalan tikus perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (18/8/2023).KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Prajurit Satgas Pamtas Batalyon Armed 16 Tumbak Kaputing menggelar patroli di salah satu jalan tikus perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (18/8/2023).

Di depan saya, ada enam personel TNI dari Pasukan Pengamanan Perbatasan (Paspamtas) Batalyon Armed 16 Tumbak Kaputing (TK).

Setelah perjalanan setengah jam menggunakan sepeda motor hingga lokasi terakhir yang bisa dijamah menggunakannya, tiba juga kami di jalur ilegal perlintasan warga Indonesia ke Malaysia dan sebaliknya.

Jalur ini kerap disebut sebagai jalan tikus sekaligus jalur sutra Indonesia-Malaysia. Sayangnya, ini jalur sutra bagi perdagangan ilegal narkotika dan obat berbahaya (narkoba).

“Kami melalukan patroli rutin dan berkala setiap sepekan sekali untuk menjaga 74 patok yang ada di wilayah Pos Bantan,” kata Sugeng.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com