Para tentara penjaga perbatasan negara terkenal dengan wibawa dan kegagahannya.
Namun sebagai manusia, tentu sifat kocak dan sedikit memicu adrenalin sesekali terjadi.
Cerita ini terjadi awal Agustus 2023. Ada warga Krayan yang melintas untuk berobat, namun meninggal di Malaysia.
"Jam 01.30 Wita, lewat mobil membawa mayat. Lihat saja kondisi sekitar pos kami, sudah gelap gulita, dikelilingi gunung pula. Tapi demi tugas negara, tetap kami periksa secara detail mayat tersebut sebelum masuk lagi ke Indonesia. Itu pengalaman ekstrim menurut kami. Apalagi terdapat kain kafan masih basah, sepertinya baru dipakai memandikan jenazah,"tuturnya.
Setelah memastikan tidak ada barang terlarang dan kelengkapan dokumen pelintas batas, mobil dipersilakan lewat.
Petugas yang memeriksa badan mayat, bergegas membersihkan diri serta berganti pakaian.
"Tentara juga manusia, biar bawa senjata, kalau mayat lewat tengah malam, horor juga,"kelakarnya.
Yuniarto mengatakan, masih banyak hal yang harus dipenuhi di Pos Pamtas Long Midang.
Sebagai salah satu pintu masuk perbatasan negara, seharusnya mereka memiliki metal detektor, CCTV, dan sarana kelengkapan WiFi, demi menunjang kelancaran dan efektivitas tugas mereka.
"Selama ini kami lakukan semua manual, yang artinya memaksimalkan potensi kami di lapangan. Tapi kalau ada alat yang canggih, tentu lebih menjamin keamanan di tapal batas,"kata dia.
Ikuti dan simak terus perjalanan tim Kompas dalam ekspedisi "Menjadi Indonesia", bersama Robertus Belarminus, Fikri Hidayat, Gitano Prayogo, Nissi Elizabeth, Lina Sujud, Yulvani Setiadi, dan Ahmad Dzulviqor. Tim Kompas.com dalam liputan ini dibekali apparel dari Eiger.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.