SEMARANG, KOMPAS.com - Asam garam dunia jalanan sudah dilalui oleh Indah Setyowati (46) yang bekerja menjadi driver atau pengemudi ojek online (ojol) sejak 2017 di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Awal mula dia menjadi pengemudi ojol karena keterpaksaan. Saat itu, usaha suaminya bangkrut sehingga membuat kondisi perekonomian keluarganya benar-benar terpuruk.
Apalagi saat itu Indah mempunyai tiga anak yang sedang menempuh pendidikan. Kondisi itu tak membuatnya hanya meratapi kesedihan. Dia pun memutuskan menjadi pengemudi ojol.
Baca juga: Kisah Lahirnya Batik Malinau, Produk dari Perajin di Desa Wisata Pulau Sapi
Ketika suaminya menganggur karena bangkrut, Indah menjadi tulang punggung keluarga. Dia rela bekerja mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB untuk mencari nafkahi keluraga.
"Saya kerja banting tulang kerja dari pagi sampai dini hari selama 2017 hingga 2021," jelasnya saat ditemui di Jalan Menteri Supeno, Kota Semarang, Senin (14/8/2023).
Penghasilannya dari ojek online itu berhasil dia kumpulkan untuk membiayai uang kuliah anaknya.
"Namun untuk kebutuhan laptop seperti itu saya terpaksa cari utang," paparnya.
Mencari penghidupan di jalanan nyatanya tak mudah. Indah sebagai driver ojek online perempuan nyatanya belum cukup aman. Tak jarang dia dilecehkan oleh penumpang.
"Sering, mulai diajak check in hingga diraba-raba ," ungkap perempuan yang juga Ketua Ojol Ledies Semarang tersebut.
Menurutnya, penumpang yang melakukan pelecehan harus dilawan. Beberapa kali penumpang yang melakukan pelecehan kepadanya, diturunkan di kantor polisi.
"Saya pernah nekat menurunkan penumpang di Polsek Pedurungan karena memegang pinggang dan meraba paha saya," kata dia.
Dia tak mau dianggap remeh, meski pekerjannya hanya sebagai pengemudi ojol. Menurutnya, Ojol perempuan bukan orang sembarangan yang bisa dilecehkan.
"Saya diancam kasih bintang satu, saya nggak peduli," paparnya.
Sebagai Ketua Ojol Ledies Semarang, Indah juga banyak mendapatkan laporan dari anggota soal pelecehan yang dilakukan oleh penumpang.
Selain lawan jenis, ada juga penumpang sesama jenis yang melakukan pelecehan seksual kepada anggotanya.
"Perempuan sama perempuan juga banyak, cuman kita lebih risih dengan lawan jenis. Kalau sesama perempuan kita mengingatkan mudah dan nggak takut," ucap dia.
Untuk itu, dia meminta kepada ojol perempuan agar bergabung dengan komunitas. Dengan bergabung dengan teman-teman ojol lain, keamanannya lebih terjaga.
"Teman-teman driver ojol banyak di jalanan. Jadi kalau ada apa-apa banyak yang bantu," ucapnya.
Selain soal keselamatan, dengan bergabung di komunitas akan ada banyak pembelajaran yang bisa didapatkan oleh driver ojol baru.
"Hidup di jalanan tak bisa ditebak," paparnya.
Menurutnya, kecelakaan dan pelecehan seksual menjadi risiko yang saat ini masih belum ada solusi konkretnya.
"Hanya saja karena tuntutan hidup mau gimana lagi dan nggak ada pilihan. Kalau boleh memilih, mending jadi ibu rumah tangga aja," ujar Indah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.