Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Menembus Dataran Tinggi Krayan, Pesawat Tak Selalu Terbang

Kompas.com - 13/08/2023, 18:48 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

MALINAU, KOMPAS.com - Dataran tinggi Krayan, di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, akan menjadi lokasi bagi peringatan HUT ke -78 RI di perbatasan RI - Malaysia.

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang beserta rombongan, rencananya akan melewati jalur darat, melalui Kabupaten Malinau, menembus medan yang sulit, yang biasanya disukai para penghobi lintasan trail.

Untuk menembus jalan Malinau - Krayan dengan tantangan alam cukup ekstrim tersebut, rombongan dijadwalkan menjelajah dalam dua hari dua malam, mencoba menaklukkan lintasan sepanjang 196,34 kilometer tersebut.

Lalu seperti apa jika menggunakan jalur udara dari Malinau?

Baca juga: Tane Olen, Tanah Larangan yang Dijaga Sebagai Penebus Dosa Hilangnya Tradisi Adat Dayak Oma Lung

Tim Kompas.com yang bertugas melaporkan seremoni HUT RI di tapal batas ini mendapati bahwa pesawat perintis menuju Krayan, di Bandara Malinau Robert Atty Besing, ternyata tidak terbang setiap hari.

Butuh manajemen waktu dan kalkulasi budget yang baik agar bisa sampai Krayan ketika warga memiliki keperluan urgen ke wilayah yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia ini.

Dengan kondisi demikian, warga harus menuju Tarakan, dengan menggunakan speed boat dalam waktu sekitar 3 jam perjalanan, dan biaya tiket Rp 310.000 per orang.

Sekilas cerita jalur Malinau

Tim Kompas menaiki pelayaran speed boat dari Malinau menuju Tarakan pada pukul 13.30 Wita.

Sepanjang perjalanan, speed boat Malinau Express yang membawa Gitano Prayogo dan Ahmad Dzulviqor berlayar dengan mulus.

Ada sepenggal kisah yang diceritakan warga tempatan bernama Indra. Dulunya, untuk menuju Kabupaten lain, warga Malinau harus menggunakan kapal kayu berukuran besar.

"Ada speed boat itu tahun 2000-an. Dulu penumpang ikut kapal kayu besar yang juga memuat sembako, motor dan barang barang lainnya,"tuturnya.

Baca juga: Telinga Panjang dan Tato Adat, Sebuah Tradisi Dayak Oma Lung yang Tergerus Peradaban Zaman

Kendala saat itu, banyak sekali bekas bekas kayu yang mengapung dan menjadi ujian nakhoda dalam melayari jalur sungai tersebut.

Terlebih kala banjir melanda, balok-balok kayu berukuran besar yang biasanya merupakan sisa pembalakan liar, terbawa arus sungai dan menjadikan perjalanan lebih berbahaya.

"Selain waktu yang ditempuh jauh lebih lama, keadaan itu, menjadi uji keahlian berlayar dan uji nyali, bagi para nakhoda,"katanya.

Tak seperti jalur jalur laut di Kabupaten Kota lain di Kaltara, yang dipenuhi rumput laut, jalur sungai di Malinau berarus deras, sehingga, rumput laut tidak menjadi kendala perjalanan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com