MALINAU, KOMPAS.com - Hujan gerimis turun di Desa Wisata Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (13/8/2023).
Waktu saat itu menunjukan pukul 08.30 Wita. Langit sedang mendung saat Kompas.com mengunjungi desa yang dihuni oleh warga Dayak Lundayeh itu.
Di sejumlah teras rumah panggung warga desa, para orangtua dan anaknya yang sudah berpakaian rapi sedang bersiap untuk berangkat ke Gereja Kemah Injil Indonesia.
Baca juga: Tane Olen, Tanah Larangan yang Dijaga Sebagai Penebus Dosa Hilangnya Tradisi Adat Dayak Oma Lung
Gereja ini hanya berjarak sekitar seratus meter dari Lapangan Ulung Buaye, tempat Rumah Adat Lundayeh berdiri kokoh.
Warga Desa Wisata Pulau Sapi memang mayoritas beragama Kristen.
Hal itu terlihat dari sejumlah tempat ibadah pemeluk Nasrani yang dengan mudah dijumpai di dalam atau di jalan yang mengarah ke desa tersebut.
"Ini hari Minggu, jalanan dan rumah memang sepi kalau di pagi hari karena orang pergi ke gereja," kata Masdar, warga asli Malinau yang menemani Kompas.com ke lokasi.
Omongan Masdar memang ada benarnya. Baru agak siang sekitar pukul 10.30 Wita, kehidupan di Desa Pulau Sapi mulai ramai.
Baca juga: Telinga Panjang dan Tato Adat, Sebuah Tradisi Dayak Oma Lung yang Tergerus Peradaban Zaman
Warga yang selesai beribadah mulai berbondong-bondong pulang ke rumah masing-masing.
Tidak sedikit yang berjalan kaki ke rumah karena jarak yang berdekatan dengan gereja. Sebagian ada yang singgah di rumah kerabat setelah pulang beribadah.