Salin Artikel

Sulitnya Menembus Dataran Tinggi Krayan, Pesawat Tak Selalu Terbang

MALINAU, KOMPAS.com - Dataran tinggi Krayan, di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, akan menjadi lokasi bagi peringatan HUT ke -78 RI di perbatasan RI - Malaysia.

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang beserta rombongan, rencananya akan melewati jalur darat, melalui Kabupaten Malinau, menembus medan yang sulit, yang biasanya disukai para penghobi lintasan trail.

Untuk menembus jalan Malinau - Krayan dengan tantangan alam cukup ekstrim tersebut, rombongan dijadwalkan menjelajah dalam dua hari dua malam, mencoba menaklukkan lintasan sepanjang 196,34 kilometer tersebut.

Lalu seperti apa jika menggunakan jalur udara dari Malinau?

Tim Kompas.com yang bertugas melaporkan seremoni HUT RI di tapal batas ini mendapati bahwa pesawat perintis menuju Krayan, di Bandara Malinau Robert Atty Besing, ternyata tidak terbang setiap hari.

Butuh manajemen waktu dan kalkulasi budget yang baik agar bisa sampai Krayan ketika warga memiliki keperluan urgen ke wilayah yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia ini.

Dengan kondisi demikian, warga harus menuju Tarakan, dengan menggunakan speed boat dalam waktu sekitar 3 jam perjalanan, dan biaya tiket Rp 310.000 per orang.

Sekilas cerita jalur Malinau

Tim Kompas menaiki pelayaran speed boat dari Malinau menuju Tarakan pada pukul 13.30 Wita.

Sepanjang perjalanan, speed boat Malinau Express yang membawa Gitano Prayogo dan Ahmad Dzulviqor berlayar dengan mulus.

Ada sepenggal kisah yang diceritakan warga tempatan bernama Indra. Dulunya, untuk menuju Kabupaten lain, warga Malinau harus menggunakan kapal kayu berukuran besar.

"Ada speed boat itu tahun 2000-an. Dulu penumpang ikut kapal kayu besar yang juga memuat sembako, motor dan barang barang lainnya,"tuturnya.

Kendala saat itu, banyak sekali bekas bekas kayu yang mengapung dan menjadi ujian nakhoda dalam melayari jalur sungai tersebut.

Terlebih kala banjir melanda, balok-balok kayu berukuran besar yang biasanya merupakan sisa pembalakan liar, terbawa arus sungai dan menjadikan perjalanan lebih berbahaya.

"Selain waktu yang ditempuh jauh lebih lama, keadaan itu, menjadi uji keahlian berlayar dan uji nyali, bagi para nakhoda,"katanya.

Tak seperti jalur jalur laut di Kabupaten Kota lain di Kaltara, yang dipenuhi rumput laut, jalur sungai di Malinau berarus deras, sehingga, rumput laut tidak menjadi kendala perjalanan.

"Rumput laut yang banyak Nunukan dan Tarakan karena jalur laut. Kami di sini sungai dan arusnya deras, jadi tidak ada rumput laut," kata Indra.

Dari kota yang dijuluki Bumi Paguntaka ini, tim akan melanjutkan perjalanan udara menuju Krayan.

Pesawat dijadwalkan terbang pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 12.00 wita.

Liputan di Malinau dan Krayan ini akan menjadi serial cerita di Kompas.com yang akan melakukan peliputan hingga HUT RI 78 di perbatasan RI - Malaysia.

Ikut dan simak terus perjalanan tim Kompas.com, Robertus Belarminus, Fikri Hidayat, Gitano Prayogo, Nissi Elizabeth, Lina Sujud, Yulveni Setiadi dan Ahmad Dzulviqor dengan mengklik tautan ini. Tim Kompas.com dalam liputan ini dibekali apparel dari Eiger.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/13/184814778/sulitnya-menembus-dataran-tinggi-krayan-pesawat-tak-selalu-terbang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke