Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Puluhan Anggota TNI Geruduk Mapolrestabes Medan | Pengunjung Mal Bertengkar gara-gara Kereta Bayi Tersangkut Eskalator

Kompas.com - 08/08/2023, 06:28 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

 

3. Penjelasan BMKG soal hujan skala lokal

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan tentang hujan skala lokal.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu menerangkan, fenomena itu sangat lazim terjadi di musim kemarau. Fenomena ini bermula ketika awan sel tunggal terbentuk di suatu wilayah.

“Ini adalah fenomena yang lazim di musim kemarau karena cahaya matahari juga dapat memainkan peran dalam skenario ini dengan menguap kelembaban dari satu sisi jalan,” tuturnya, Minggu (6/8/2023).

Dia mengimbau agar masyarakat tidak panik dalam menyikapi fenomena ini.

“Kondisi ini tidak berkaitan dengan prekursor bencana lainnya. Mohon disikapi dengan tenang dan tidak panik,” tandasnya.

Baca selengkapnya: BMKG Ungkap Fenomena Hujan Sangat Lokal di Musim Kemarau

4. Preman palak toko influencer di Karawang

Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy dan jajaran menunjukkan barang bukti kasus pemalakan dan pengancaman pemilik toko di Kotabaru, Karawang, Jawa Barat saat press release di Mapolres Karawang, Senin (7/8/2023)KOMPAS.COM/FARIDA Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy dan jajaran menunjukkan barang bukti kasus pemalakan dan pengancaman pemilik toko di Kotabaru, Karawang, Jawa Barat saat press release di Mapolres Karawang, Senin (7/8/2023)

Beredar di media sosial, video pemalakan yang dilakukan seorang pria berinisial H terhadap sebuah toko di Kotabaru, Karawang, Jawa Barat.

Usai kejadian itu, polisi menangkap H alias S (45).

Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy mengungkapkan, pemalakan yang terjadi pada Sabtu sore itu dimulai dengan sekelompok orang konvoi, lalu mendatangi toko yang dimiliki seorang influencer.

"Sekitar empat orang kemudian masuk toko, melakukan interview terhadap korban terkait dengan perizinan dan terkait dengan legalitas yang dimiliki oleh toko tersebut," terangnya, Senin.

Pelaku meminta uang Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 per bulan, serta meminta diberi izin untuk mengelola parkir di tempat tersebut. Tak hanya itu, pelaku juga sempat mengancam korban.

Baca selengkapnya: Preman yang Palak Toko Milik Influencer di Karawang Ditangkap

5. Guru yang celupkan tangan siswa ke air panas mengaku salah

Kenapa tangan sering berkeringat mungkin merupakan tanda kondisi hiperhidrosis.

Pada orang yang mengalami hiperhidrosis, keringat yang ada di telapak tangan terlihat tak terkendali. Telapak tangan menjadi lembap dan basah sehingga terasa tidak nyaman.Unsplash/Sindy Sussengut Kenapa tangan sering berkeringat mungkin merupakan tanda kondisi hiperhidrosis. Pada orang yang mengalami hiperhidrosis, keringat yang ada di telapak tangan terlihat tak terkendali. Telapak tangan menjadi lembap dan basah sehingga terasa tidak nyaman.

Seorang siswa SMK di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami luka setelah tangannya dicelupkan ke air panas oleh gurunya.

Buntut peristiwa tersebut, NO, guru sekaligus pembina asrama SMK tersebut, mengakui kesalahannya. Dia menyebut tindakannya merupakan bentuk pembinaan terhadap siswa.

NO juga menyampaikan bahwa tindakan tersebut untuk menguji kejujuran dan keterbukaan diri dari siswa. Pasalnya, ia mengaku mendapat banyak keluhan dari orangtua terkait perilaku siswa terhadap sesama teman di asrama tersebut.

"Pembinaan seperti ini baru, karena ada tuntutan dari orangtua soal anak-anak mereka yang kecolongan, lemarinya dibongkar. Maka tuntutannya, secepatnya pelaku diketahui," sebutnya, Senin.

Atas kejadian ini, NO menyampaikan permohonan maaf. Ia juga mengaku siap mengikuti semua proses hukum sesuai aturan yang berlaku.

Baca selengkapnya: Guru SMK yang Celupkan Tangan Siswa ke Air Panas Mengaku Salah, Sebut untuk Uji Kejujuran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com