Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Hutan, Petani Bengkulu Dapat Rp 70.000 Setiap Tanam 1 Pohon

Kompas.com - 05/08/2023, 09:37 WIB
Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mengembangkan program penanaman pohon (baby tree) terhadap 57 Kepala Keluarga (KK) petani di dua kawasan hutan, yakni hutan Kemasyarakatan (HKM) dengan luas 1.299 hektare dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dengan luas 408 hektar, Desa Air Tenam, Kecamatan Ulu Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.

Koordinator Program, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Emmy Primadona menjelaskan, selama ini warga Desa Air Tenam berkebun di sejunlah kawasan hutan tanpa mengembalikan fungsi hutan.

Baca juga: 16 Dokter Operasi Bayi Kembar Siam Asal Lombok Timur di RSUD NTB

 

Program "baby tree" mendorong petani menanam kembali pohon agar fungsi hutan kembali terjaga.

"Agar fungsi hutan bisa kembali terjaga dan hutan yang terbuka bisa kembali hijau, maka ada program baby tree dengan cara menanam ulang lahan terbuka dengan pohon yang bisa memiliki manfaat bagi warga desa Air Tenam," kata Emmy, Jumat (4/8/2023).

Selain menghutankan kembali lahan, program ini memiliki manfaat jangka panjang dari sisi pendapatan sekaligus menumbuhkan minat petani untuk menjaga hutan.

"Jadi petani yang ikut program baby tree ini harus menanam pohon hingga hidup dan merawatnya agar bisa mendapatkan insentif menanam pohon, pohon yang ditanam merupakan pohon permintaan warga, seperti halnya pohon durian, petai dan pinang, saat besar nanti bisa menjadi pendapatan baru dari buahnya," jelas Emmy.

Selanjutnya untuk memonitor pertumbuhan pohon yang ditanam petani menggunakan aplikasi "jejak In".

"Setiap pohon yang ditanam diberi barcode agar mudah dimonitoring agar bisa mendapatkan insentif perawatan pohon yang ditanam," kata dia.

Saat ini di Desa Air Tenam sebanyak 9.829 bibit pohon telah ditanam oleh dua kelompok petani, pembayaran insentif bagi warga yang menanam diberikan sebesar Rp 70.000 setiap pohon yang ditanam yang dibayar dengan 4 kali tahapan.

Petani Bengkulu sedang menanam pohon dan mendapat insentif Rp 70.000 per per batang pohon yang ditanam.KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Petani Bengkulu sedang menanam pohon dan mendapat insentif Rp 70.000 per per batang pohon yang ditanam.

Salah seorang warga desa Air Tenam, Junaini menceritakan, program "baby tree" dengan aplikasi Jejak In ini sangat membantu petani agar bisa kembali membangkitkam fungsi hutan, sekaligus bisa menjadi penghasilan tambahan bagi warga yang ikut menanam.

Baca juga: Petugas Sulit Padamkan Karhutla di Kampar Riau karena Kesulitan Air

"Program ini sangat menarik, kita menjadi termotivasi untuk ikut menanam karena ada insentif yang kita dapatkan dan pohon yang kita tanam juga menghasilkan jika telah berbuah nanti," papar Junaini.

Junaini menjelaskan, saat ini telah menanam sebanyak 460 batang dengan tiga jenis tanaman, yakni pohon durian, jengkol dan pinang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com