Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninjau Lokasi Penurunan Tanah di Pekalongan, dari Stadion Sepak Bola hingga Daerah Permukiman Terendam

Kompas.com - 30/07/2023, 22:22 WIB
Agie Permadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PEKALONGAN, KOMPAS.com - Fenomena penurunan tanah terjadi di beberapa lokasi dataran rendah pesisir, salah satunya di Pekalongan, Jawa Tengah.

Saat ini, Badan Geologi masih melakukan pengkajian terkait faktor penyebab fenomena itu, nantinya data-data yang didapat akan menjadi rujukan dalam ketepatan mitigasi dampak dari penurunan tanah.

Kompas.com berkesempatan mengunjungi beberapa lokasi terdampak di wilayah Pekalongan. Seperti yang terjadi di Stasiun Pengamatan Permukaan Tanah (SPPT) Stadion Hoegeng, yang saat ini kembali dilakukan pengeboran teknik dengan kedalaman hingga 300 meter. Rencana, pengeboran ini akan selesai hingga akhir 2023.

Baca juga: Masjid Layur, Masjid Bersejarah di Kota Semarang yang Sebagian Bangunannya Hilang akibat Penurunan Tanah

"Rencana kita akan melakukan (pengeboran) sampai kedalaman 300 meter," kata Ketua Tim Infrastruktur Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi, William Pradana Solulu yang ditemui di lokasi pengeboran, Jalan P Kemerdekaan, Kraton Kidul, Kecamatan Pekalongan, Minggu (30/7/2023).

William menjelaskan, Stadion Hoegeng ini sudah mengalami bentukan penurunan tanah. Hal itu dapat dilihat dari kondisi bangunan yang mulai retak, hingga bagian tanah stadion yang bergelombang. Pembangunan SPPPT sendiri atas dasar rekomendasi Pemerintah daerah.

"Di sini cukup representatif untuk menurunkan alat seperti ini, disini sudah ada beberapa patok, ada yang dibangun tahun 2020 itu kedalaman 100 meter, ada patok di tahun yang sama, itu kedalaman 45 meter, sekarang ini rencana 300 meter," ucap William.

Pengeboran yang dilakukan tim Geologi ini guna mengetahui bagaimana pengaruh air tanah terhadap penurunan di lokasi terdampak.

Alat bor tersebut nantinya akan mengambil inti material tanah untuk melihat sejauh mana lapisan lempungnya, serta mencari lapisan keras yang dianggap tim Geologi sebagai basement atau pondasi dasar.

"Cara mengetahuinya itu dengan deskripsi (ambil material inti lapisan tanah) tadi, jadi kita menargetkan, meskipun nanti mungkin masih menggantung di 300 meter itu belum menjumpai lapisan yang betul masif, mungkin nanti setiap meter kita deskripsi sampai ada kesimpulan," ucapnya.

Baca juga: Rob Membayangi Kendal, Penurunan Tanah hingga 3 Cm Setiap Tahunnya

William mengatakan, Badan Geologi telah membangun 10 SPPT di Kota dan Kabupaten Pekalongan dengan fluktuasi penurunan tanah yang variatif.

Namun dari beberapa titik SPPT ini, penurunan tanah di Stadion Hoegeng merupakan salah satu yang tertinggi. "Di sini itu termasuk yang paling tinggi," ujar William.

Dalam kurun waktu tiga tahun, dari 2020-2023 saja, Stadion Hoegeng mengalami penurunan tanah hingga 180 milimeter. "Dari data yang ada itu sudah 180 mm, itu tiga tahun, per tahun itu jatuhnya sekitar 55 mm," ucapnya.

Petugas Badan Geologi kembali melakukan pengeboran teknik sedalam 300 meter di Stasiun Pengamatan Permukaan Tanah (SPPPT) Stadion Hoegeng guna mencari tahu faktor utama penyebab penurunan tanah di lokasi tersebut.KOMPAS.COM/AGIE PERMADI Petugas Badan Geologi kembali melakukan pengeboran teknik sedalam 300 meter di Stasiun Pengamatan Permukaan Tanah (SPPPT) Stadion Hoegeng guna mencari tahu faktor utama penyebab penurunan tanah di lokasi tersebut.

Akan tetapi sejauh ini, Tim Geologi belum dapat menyimpulkan penyebab utama penurunan tanah di wilayah Pekalongan. Pasalnya masih dalam tahap pengkajian.

Adapun beberapa faktor penyebab seperti pengambilan air tanah berlebih, konsolidasi bawah tanah yang tidak padat atau tanah lempung, adanya beban bangunan, hingga faktor geologi pun belum diketahui berapa persen kontribusinya terhadap penurunan tanah.

"Kita belum menyimpulkan masih pengumpulan data, apakah memang pengaruh air tanah, atau sifat dari pada tanah alamiah, atau konsolidasi tanah lempung atau beban bangunan di atasnya," ucap William.

Baca juga: Tanggul Rp 300 Miliar Solusi Pemerintah Lawan Penurunan Tanah di Semarang

"Cuman di Pekalongan ini beban bangunannya belum terlalu banyak seperti di Jakarta, nah nanti kita cari faktornya seperti apa penyebabnya, itu mungkin dalam bentuk kajian yang perlu diketahui, sebab nanti untuk ketepatan memitigasi" tambahnya.

Tak hanya di Stadion Hoegeng, William juga mengajak Kompas.com ke lokasi penurunan tanah lainnya di wilayah Pekalongan, yakni di daerah Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara.

Berdasarkan pantauan, lokasi ini merupakan daerah pinggir pantai, ada satu wilayah yang ditunjuk William, sebuah lokasi yang kini telah terendam air pantai, tampak beberapa sisa pohon bakau dan sejumlah rumah yang tergerus dan terendam air laut.

William menjelaskan bahwa awalnya wilayah yang terendam itu merupakan lokasi sawah hingga tambak, namun kondisi tersebut berubah setelah adanya perisitiwa rob pada tahun 2012 lalu.

"Kejadiannya rob naik pada tahun 2012, penurunan tanah di tahun 2013, tahun 2019 diperkirakan dampak puncaknya terasa," ucap William.

"Sawah mulanya berseberangan dengan pantai, hingga sampai batas yang cukup jauh, terbentang yang hijau. Tapi dulu belum ada rob jadi tidak ada pasir, lama-lama naik dan merendam mirip seperti Ancol," ucap William.

Baca juga: Warga Diminta Gunakan Air PDAM untuk Atasi Penurunan Tanah, tapi Banyak yang Tak Mau

Lokasi yang kini terendam itu pun awalnya terdapat pemukiman, akan tetapi sebagian pemukiman kini banyak yang ditinggalkan lantaran tergerus air laut hingga terendam.

Sebagai salah satu mitigasi, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) bahkan membuat tanggul guna menahan air laut naik kedaratan.

"Air bisa melebihi tanggul, penurunan berapa centimeter belum ada data tapi sudah dimonitoring dari tahun kemarin sampai intensif tiap tahun," tahun.

Meski begitu, William belum mengetahui betul berapa luasan wilayah yang terendam, namun bila melihat secara kasat mata, luasan daerah terendam cukup luas. Sejumlah warga pun terlihat tengah memancing ikan dengan duduk diatas tanggul, hingga menggunakan perahu sebagai alat bantu untuk mencari ikan di sekitar lokasi terendam.

"Masih ada rumah yang ditinggalkan karena tidak mampu untuk urug rumah, maka saya juga sempat ngobrol ternyata rumah ini dibiarkan juga masih berkaitan dengan mata pencaharian," katanya.

Secara umum penurunan muka tanah di Indonesia ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alamiah (non antropogenik) dan antropogenik.

Baca juga: 2,5 Hektar Wilayah Tambakrejo Semarang Hilang akibat Rob dan Penurunan Tanah, 25 Rumah Warga Tinggal Kenangan

Faktor alamiah (non-antropogenik) dapat terjadi karena pemadatan alami (kompaksi alamiah) dan pengaruh tektonik (sesar), sedangkan faktor antropogenik merupakan faktor yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti ekstraksi air tanah yang berlebihan, pembebanan, eksploitasi minyak dan gas bumi, kegiatan penambangan bawah tanah, dan lain-lain.

Fenomena penurunan muka tanah biasanya terjadi pada wilayah dengan kondisi material geologi tertentu, seperti wilayah pesisir, migas, pertambangan, batugamping, danau dan rawa.

Dampak penurunan tanah mengakibatkan turunnya muka tanah, seperti perubahan lahan, meluasnya wilayah genangan banjir dan rob.

"Dampaknya bangunan rusak, adanya perubahan mata pencaharian. Mungkin dia petani jadi tambak, tambak kelelep lagi kalau bisa ya jadi nelayan, tapi kalau gak ya ilang pekerjaanya. Itu memang dampak paling besar tapi lambat prosesnya," ucap William.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

KKP Bongkar Penyelundupan BBM Ilegal dan TPPO di Maluku

Regional
Rebut Markas OPM di Hutan Maybrat, TNI Amankan Kotak Amunisi dan Puluhan Anak Panah

Rebut Markas OPM di Hutan Maybrat, TNI Amankan Kotak Amunisi dan Puluhan Anak Panah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Regional
Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Regional
Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com