SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang mengalami fenomena penurunan tanah atau land subsidence.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, dalam satu tahun permukaan tanah di kotanya bisa mengalami penurunan sekitar 20 sentimeter.
"Paling tidak warga harus meninggikan rumah 5 tahun sekali mulai dari 1 sampai 1,5 meter," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Muka Tanah Turun, Pemkot Semarang Minta Warga dan Industri Beralih ke PDAM
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, salah satunya adalah pemindahan rumah warga yang dianggap sudah tidak layak.
"Kita tawarkan untuk pindah di daerah atas. Namun, warga banyak yang memilih bertahan," ucapnya.
Penurunan tanah juga menyebabkan terjadinya rob di beberapa daerah pesisir Kota Semarang seperti Kelurahan Tanjung Emas dan Bandarharjo.
"Memang di dua tempat tersebut rob hampir dialami setiap hari," imbuhnya.
Baca juga: Penurunan Muka Tanah di Pesisir Semarang, Rumah Bertingkat Jadi 1 Lantai
Dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Semarang akan membangun sabuk pantai di sepanjang pesisir kelurahan Tambaklorok agar air rob tak masuk ke permukiman warga.
Jika pembangunannya dimulai pada tahun ini, diperkirakan sabuk pantai itu selesai pada 2023.