KENDAL, KOMPAS.com - Rob atau pasangnya air pasang laut terus menghantui wilayah Pantura Kendal, Jawa Tengah. Di antaranya Mororejo Kaliwungu, Karanganyar dan Bandengan Kendal, serta Gempolsewu Rowosari.
Bahkan di Dusun Tawanglaut, Desa Gempolsewu tersebut, ada warga yang terpaksa pindah karena rumahnya tergenang air rob dan tidak mau surut.
Ketua RW 017 Dusun Tawanglaut, Kaswani mengatakan di wilayahnya ada sekitar 140 kepala keluarga (KK), atau sekitar 470 jiwa. Menurutnya rob sudah menerjang wilayah tersebut sejak 10 tahun lalu.
Akibat rob itu, sekitar 200 meter tanah di daerahnya sudah menjadi rawa dan tidak bisa ditinggali.
Baca juga: Ancaman Tenggelamnya Wilayah di Pesisir Utara Jawa Tengah
“Sekarang rob, masih membayangi wilayah kami,”ujar Kaswani.
Kepala desa Gempolsewu Carmadi menambahkan, lokasi RW 017 atau dusun Tawanglaut terpisah dengan dusun lain. Menurutnya, untuk menuju RW 017, harus menyeberang sungai yang lebar.
“RW 017 berada di pulau kecil. Sebagian daerahnya sudah terkena abrasi,” jelas Carmadi.
Carmadi menambahkan, panjang pesisir di daerah RW 017 sekitar 1,2 kilometer. Dari panjang tersebut, 600 meter di antaranya sudah ada sabuk pantainya. Ia berharap, sisanya bisa dibangun sabuk pantai lagi oleh pemerintah.
“Tidak cuma rumah, tambak milik warga juga sudah banyak yang jadi laut,” ujar Carmadi.
Baca juga: Derita Warga Terdampak Rob, Dimiskinkan Keadaan hingga Kenangan Masa Lalu yang Direnggut Air laut
Sementara itu, Bupati Kendal Dico M Ganinduto mengatakan pihaknya telah melakukan antisipasi untuk mengatasi naiknya air laut ke daratan. Terutama di daerah-daerah yang menjadi langganan rob.
“Bandengan dan Karangsari, Kecamatan Kendal yang menjadi langganan rob, kami revitalisasi dengan menggunakan anggaran pemerintah pusat,” kata Dico.
Antisipasinya, dengan cara menanggul bibir pantai dan menaikkan jalannya. Usaha tersebut untuk sementara ini berhasil. Hal ini terlihat dari wilayah Kelurahan Karanganyar dan Bandengan yang sudah beberapa bulan ini bebas air rob.
“Hanya sebagian di wilayah RW 004 yang masih tergenang rob. Sebab daerah itu paling rendah. Tapi tidak begitu parah,” ungkap Lurah Bandengan, Sutarjo.
Sekda Kendal Sugiono mengatakan penurunan tanah di Kendal setiap tahunnya sekitar 2,5 hingga 3 sentimeter. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain, seperti kota Semarang dan Pekalongan.
Menurut mantan kepala Dinas PUPR Kendal tersebut, penurunan tanah di Kendal disebabkan oleh penyedotan air bawah tanah. Selain itu adanya pemanasan global juga menyebabkan volume air di lautan bertambah karena es mencair.
Tidak hanya itu, kondisi geologi pulau Jawa mengalami kemiringan ke utara pelan-pelan. Hal ini disebabkan karena ada desakan lempeng patahan di samudra Indonesia.
“Antisipasinya, dibuat tanggul pantai di pantai Bandengan Kendal hingga Kaliwungu,” ujar Sugiono.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.