Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Ibu-ibu Terobos Paspampres Sampaikan Penolakan Tambang di Bengkulu

Kompas.com - 22/07/2023, 22:29 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Sejumlah ibu asal Desa Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, sontak membuat sibuk Paspampres pada Kamis (20/7/2023) saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke SMK Negeri 1 Kota Bengkulu.

Emak-emak tersebut menyampaikan kegundahan tentang aktivitas tambang pasir besi di kampungnya, Desa Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Kegundahan para ibu tersebut direspon presiden, bahkan istana menyebutkan dalam waktu cepat aduan ini segera direspon.

Baca juga: Tolak Kaus Pemberian Jokowi, Ibu-ibu di Bengkulu Minta Presiden Usir Tambang Pasir Besi

 

Lalu bagaimana duduk perkara penolakan tambang pasir besi ini?

Aksi protes warga pesisir pantai Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, menolak pertambangan pasir besi sebenarnya terjadi sejak tahun 2000.

Saat itu, terdapat beberapa Izin Usaha Pertambangan (IUP) diterbitkan pemerintah.

Penolakan keras warga terjadi dalam bentuk unjuk rasa, konsultasi, dan lainnya.

Penolakan warga berbuah aktivitas pertambangan berhenti beroperasi. Meski berhenti beroperasi, bukan berarti IUP perusahaan dicabut pemerintah karena ada beberapa IUP berakhir pada 2030.

Selanjutnya, pada 23 Desember 2021, masyarakat kembali bergejolak karena salah satu perusahaan tambang yakni PT Faminglevto Bakti Abadi (FBA) yang mengklaim memiliki IUP operasional sejak tahun 2010 hingga 2030 memulai kegiatan. Kegiatan pertambangan memantik kembali penolakan oleh warga.

Dimotori perempuan

Aksi pendudukan lokasi tambang oleh masyarakat yang dimotori kelompok perempuan. Bentrokan antara polisi dan kelompok perempuan menolak tambang sempat terjadi mengakibatkan beberapa orang warga terpaksa diamankan ke Mapolres Seluma.

Elda Nenti, salah seorang warga Pasar Seluma yang sempat menerobos Paspampres bertemu Presiden Joko Widodo, menyatakan pada Kompas.com, wilayah yang akan dieksploitasi oleh pertambangan pasir besi seluas 164 hektar, di mana seluas 350 meter mengarah ke arah laut dan 350 meter mengarah ke daratan dari garis pantai pesisir barat Kabupaten Seluma.

Hal ini menjadi ancaman nyata bagi kehidupan masyarakat pesisir, wilayah Desa Pasar Seluma masuk dalam kawasan rawan bencana oleh BPBD Provinsi Bengkulu.

Bahkan di lokasi tersebut telah dibangun shelter tsunami dan early warning system.

"Wilayah yang dieksploitasi tambang pasir besi ini juga merupakan kawasan hutan konservasi yang notabane merupakan sabuk hijau pengaman desa dari bencana ekologis seperti gelombang, angin. Selain itu, pesisir dan laut Kabupaten Seluma merupakan sumber utama mata pencaharian masyarakat sejak zaman nenek moyang seperti ikan dan remis. Dengan adanya aktivitas pertambangan pasir besi, warga khawatir akan berdampak pada mata pencaharian. Kemudian remis yang merupakan identitas dan menjadi sumber mata pencaharian tradisional oleh perempuan di pesisir barat akan hilang dan habis," jelas Elda pada Kompas.com, Sabtu (22/7/2023).

Baca juga: Momen Jokowi Kunjungan ke Bengkulu, Resmikan Tol Bengkulu-Taba Penanjung dan Janji Kirim Kendaraan Listrik

Pada 23 Desember 2021, Perempuan Pasar Seluma melakukan aksi mendatangi tambang pasir besi sebagai bentuk protes hadirnya pertambangan pasir besi di desa mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com