Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Prestasi Sorong Selatan, dari Penghasil Udang Terbesar hingga Jadi Kabupaten Bebas Malaria Pertama di Papua Barat Daya

Kompas.com - 06/07/2023, 11:01 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kabupaten Sorong Selatan terus berbenah dan menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Papua Barat.

Bupati Sorong Selatan Samsudin Anggiluli mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sorong Selatan berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh pendapatan per kapita warga Sorong Selatan di bidang perikanan, perdagangan, hingga kehutanan.

Untuk bidang perikanan, misalnya, potensi udang dan jenis ikan di Sorong Selatan sangat tinggi.

"Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Sorong Selatan merupakan salah satu penghasil komoditas udang terbesar di Provinsi Papua Barat Daya," ujarnya kepada Kompas.com di Kantor Bupati Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Rabu (5/7/2023).

Samsudin mengatakan, wilayahnya juga memiliki galian C dan yang pengolahan kayu mendominasi pertumbuhan perekonomian di wilayah pedesaan.

Baca juga: Sorong Selatan Jadi Kabupaten Pertama di Papua Barat yang Bebas Malaria

Sorong Selatan merupakan wilayah dengan habitat pohon sagu terbesar di Indonesia dan memiliki dua pabrik sagu yang sedang beroperasi mengelolah hutan sagu di Sorong Selatan.

Potensi kehutanan Sorong Selatan juga besar karena memiliki hutan kayu Merbau dan sejumlah kayu lainya yang dikelolah oleh masyarakat adat dan diawasi langsung Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat Daya.

“Untuk pengelolaan pertanian, Distrik Moswaren merupakan lumbung padi bagi Kabupaten Sorong Selatan. Di sini sejumlah produk pertanian dihasilkan di wilayah ini serta memiliki persawahan,” ujarnya.

Sementara itu, wilayah perkotaan Pasar Kajase dan Pasar Ampera menjadi pusat pertumbuhan perekonomian di bidang perdagangan yang didukung kredit usaha rakyat (KUR).

Pertumbuhan perekonomian Sorong Selatan juga didukung hadirnya sejumlah perusahaan besar, antara ain PT ANJ Pabrik Sagu Saga Distrik Metemani, Pabrik Sagu Perhutani Distrik Kais, pabrik CPO kelapa sawit, dan perkebunan kelapa sawit di wilayah Imekko. 

Baca juga: Kredit Fiktif Perumahan Rakyat di Sorong Selatan, Pengembang Jadi Tersangka

Pembangunan infrastruktur dan pendidikan

Lebih lanjut, Samsudin mengatakan, pihaknya menyiapkan kebijakan pembangunan infrastruktur mendasar, yaitu jalan, rumah, air bersih, mandi cuci kakus (MCK), dan sarana-sarana kebutuhan lainya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan menganggarkan pembangunan infrastruktur untuk wilayah pantai.

“Tahun ini kami membangun kembali spot-spot atau ruas-ruas yang menjadi kewenangan Kabupaten Sorong Selatan karena panjang ruas jalan berada di wilayah Distrik Saifi. Kami juga melihat material yang mendukung pembangunan jalan dengan metode beton,”  ujarnya.

Saat ini Pemkab Sorong Selatan aan membersihkan tiga wilayah yang pinggirannya rusak dengan nilai Rp 4 miliar.

Untuk pembangan di dalam kota, Pemab Sorong Seatan masih akan menambah lampu-lampu kota dan memberikan bantuan-bantuan untuk rumah tidak layak huni.

Baca juga: Buntut 2 Nakes Ditusuk OTK, Pelayanan Puskesmas Saifi Sorong Selatan Ditutup Sementara

“Kami akan bantu bangun dengan memberikan sumbangan stimulan. Biaya satu rumah bisa mencapai Rp 30-40 juta,” terangnya.

Samsudin menambahkan, pada 2023 Pemkab mempersiapkan anggaran sebanyak Rp 20 miliar khusus untuk anak-anak Papua yang tidak sekolah, anak usia sekolah tetapi putus sekolah, dan anak yang sedang mengikuti pendidikan.

“Jumlah yang terdata hampir 7.000 anak dan sebagian besar berada di wilayah Imekko. Ke depan, Pemkab Sorong Selatan akan mendata kembali di 121 kampung dan menyiapkan segala sesuatu terkait pendidikan anak, mulai dari seragam, perlengkapan sekolah, hingga semua hal menyakut pendidikan anak,” paparnya.

Pemkab Sorong Selatan juga bekerja sama dengan Unipa Manokwari menyiapkan program Sekolah Sepanjang Hari untuk mengentaskan buta aksara.

Bebas malaria

Pada 16 Mei 2023, Pemkab Sorong Selatan menerima Sertifikat Eliminasi Malaria. Pada kesempatan itu, Bupati Sorong Selatan dipercayakan untuk membacakan Komitmen Pemeliharaan Daerah Eliminasi Malaria mewakili 30 bupati/wali kota se-Indonesia.

Baca juga: Kemenkes: Sorong Selatan Mampu Eliminasi Malaria Tahun Ini

Hal itu tak lepas dari capaian Kabupaten Sorong Selatan yang menjadi kabupaten pertama yang mampu mengeliminasi malaria Provinsi Papua Barat Daya.

Samsudin mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah kegiatan, antara lain melaksanakan distribusi kelambu massal sebanyak 87.480 buah pada 2009-2014.

Kemudian, dilaksanakan pula pelatihan bagi 19 analis, 17 surveilans, 12  bidan, dan 3 dokter pada 2009-2015.

Pada 2009 -2017, Pemkab Sorong Selatan meauan mass blood survey (MBS) dan indoor residual spraying (IRS) di wilayah endemis  tinggi  dengan pembentukan kader malaria.

Pada 2017 hingga sekarang, Pemkab Sorong Selatan menggelar program Bela Kampung pilot project strategi bertahan PE 1 2 5 Provinsi Papua Barat Daya.

Pada 2020 hingga sekarang, Pemkab Sorong Selatan membentuk tim advokasi dan penilaian mandiri dan tindak lanjut hasil penilaian hingga pelatihan entomologi.

Baca juga: Satu Pelaku Penyerangan Polsek Inanwatan Sorong Selatan Ditangkap

Prestasi Pemkab Sorong Selatan lainnya adalah menerima Universal Health Coverage dari Wakil Presiden RI bersama dengan Menteri Dalam Negeri atas upaya cakupan kepesertaan BPJS kesehatan atau JKN KIS sudah sudah lebih dari 98 persen.

Potensi wisata Sorong Selatan

Audiensi Kompas.com dengan Bupati Sorong Selatan Samsudin Anggiluli di Kantor Bupati Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Rabu (5/7/2023).DOK. Humas Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan Audiensi Kompas.com dengan Bupati Sorong Selatan Samsudin Anggiluli di Kantor Bupati Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Rabu (5/7/2023).

Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari 14 distrik yang meliputi 210 kampung dan 3 kelurahan. Wilayah ini diberkahi dengan banyaknya sungai yang indah sehingga dijuluki Kota 1001 Sungai.

Beberapa destinasi wisata unggulan di Sorong Selatan, antara lain Sungai Kohoin, Sungai Sembra, Goa Sembra, Pemandian Kali Sembra, dan Air Terjun Sasnek.

Samsudin mengatakan, Dinas Pariwisata Sorong Selatan bersama pemilik hak ulayat setempat akan bersama mengolah spot wisata yang ada sehingga bermanfaat bagi warga sekitar.

Baca juga: Menang di PTUN, Bupati Sorong Selatan Cabut Izin Perkebunan 2 Perusahaan Sawit

“Tentunya diharapkan memberikan manfaat bagi petualang-petualang wisata yang hendak menikmati potensi Sorong Selatan yang dijuluki sebagai Kota 1001 Sungai ini,” terangnya.

Selain wisata alam, Kabupaten Sorong Selatan memiliki situs sejarah Tugu Merah Putih atau dikenal sebagai Tugu Pendaratan Pasukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) dalam merebut Irian Barat kembali ke pangkuan Republik Indonesia dari Belanda di Kampung Wersar, Distrik Teminabuan.

“Kami telah menyiapkan masterplan pembangunan situs sejarah ini secara baik dan mengusulkan ke Markas Besar (Mabes) TNI untuk menyiapkan anggaran untuk bersama membangun situs sejarah ini,” ujarnya. 

Melindungi keanekaragaman hayati

Selain kaya akan potensi wisata alam, Sorong Selatan juga kaya akan keanekaragaman hayati dan menjadi bagian dari salah satu kawasan konservasi terbesar di dunia, yang melindungi ekosistem laut yang unik dan langka.

Samsudin memaparkan, masyarakat adat di wilayah pesisir Sorong Selatan menggelar deklarasi adat di distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan pada 2018.

Baca juga: Mengenal Pakaian Adat 3 Suku Besar Imeko di Sorong Selatan

Deklarasi tersebut bertujuan mendukung inisiasi kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil di wilayah Kabupaten Sorong Selatan.

“Ini langkah awal bagi proses pencadangan kawasan konservasi perairan Gubernur Papua Barat serta penetapan kawasan Menteri Kelautan dan Perikanan,” ujarnya.

Kawasan Konservasi Perairan berbasis ekosistem mangrove tersebut akan menunjang perikanan yang berkelanjutan.

Masyarakat adat di wilayah pesisir Sorong Selatan juga menyatakan sangat mendukung semua program pemerintah kabupaten dan provinsi dalam bidang pengelolaan konservasi yang telah dibuktikan dengan deklarasi tersebut.

Sebagai penopang aktivitas perikanan tersebut, Kabupaten Sorong Selatan dilimpahi ekosistem mangrove sebesar 76.171 hektar (ha) rata-rata dalam kondisi baik.

Namun demikian, ancaman terhadap sumber daya pesisir dan perikanan tersebut tetap ada, seperti degradasi ekosistem mangrove, penangkapan ikan ukuran kecil yang berlebih, dan penangkapan biota laut yang terancam punah.

Baca juga: Niat Gandakan Uang, Bacabup Sorong Selatan Dibius Dukun di Sukabumi, Rp 100 Juta Melayang

Dalam rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) Provinsi Papua Barat yang saat ini sedang disusun, sebanyak 338.323,99 ha di Kabupaten Sorong Selatan telah dialokasikan untuk kawasan konservasi pesisir.

Kawasan tersebut terletak mulai dari perairan Distrik Saifi di utara hingga perairan Distrik Kokoda di selatan Kabupaten Sorong Selatan.

Total terdapat tujuh distrik pesisir di Kabupaten Sorong Selatan dengan 12 kampung pesisir yang ditempati 7.534 jiwa, menerima ataupun memberikan dampak langsung terhadap calon kawasan konservasi tersebut.

“Semoga rancangan, kawasan konservasi pesisir dan perairan tersebut dapat memadukan berbagai informasi penting, seperti ekosistem mangrove yang berfungsi sebagai area pemijahan berbagai jenis ikan ekonomis penting, serta pola pemanfaatan perikanan yang dilakukan oleh masyarakat Sorong Selatan,” jelas Samsudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com