Sebanyak tiga calon haji asal Jawa Timur (Jatim) dideportasi dari Arab Saudi. Mereka berasal dari Kabupaten Malang, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Pamekasan.
Ketiganya ditolak masuk ke Arab Saudi dalam waktu yang berbeda setelah menjalani pemeriksaan keimigrasian di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah; dan Bandara Mohammed Bin Abdul Aziz, Madinah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim Husnul Maram menjelaskan, ketiga calon haji itu memiliki masalah berbeda-beda. Calon haji asal Pamekasan, misalnya, ia pernah berkerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi selama tujuh tahun.
Ia dideportasi karena kelalaian majikannya yang tidak pernah menguruskan iqoma atau KTP musiman di Arab Saudi atau izin untuk menetap di Arab Saudi, selama musiman atau sesuai dengan kontrak.
"Ibu ini didenda 15 real atau setara Rp 70 juta. Dan kemarin ketika sampai di sana, ibu tersebut tidak mampu membayar dan sudah telepon sama majikannya. Majikannya minta maaf tidak bisa membayarkan denda tersebut. Karena tidak bisa membayar, maka dipulangkan ke Indonesia," tuturnya.
Baca selengkapnya: 3 Calon Haji Asal Jatim Dideportasi, Kemenag Ungkap Penyebabnya
Seorang siswa SMP di Desa Watubaing, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas usai sepeda motor yang dikendarainya menabrak dump truck yang sedang parkir, Sabtu (24/6/2023).
Saat kejadian, korban berinisial KTM (15) berboncengan dengan saudaranya, AW (16). KTM diduga memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.
“Keduanya melaju dengan kecepatan tinggi dan kondisi lampu penerangan utama pada malam hari suram,” jelas Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Sikka AKP Margono, Senin.
Ketika berada di tempat kejadian, motor tersebut menabrak dump truck yang sedang parkir di badan jalan sebelah kiri.
Tabrakan membuat KTM meninggal di lokasi. Sedangkan, AW mengalami sejumlah luka dan tak sadarkan diri. AW lantas dilarikan ke Puskesmas Watubaing, lalu dirujuk ke RSUD Tc. Hillers Maumere.
Baca selengkapnya: Siswa SMP Kendarai Motor Tabrak Dump Truck Parkir, Meninggal di Tempat
Kombes Pol Dodi Rahmawan yang semula menjabat sebagai Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) dimutasi. Ia kini menjabat Kepala Bagian Rencana Administrasi (Kabag Renmin) Korshabara Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri.
Untuk diketahui, Dodi sempat membuat heboh dengan pengungkapan yang disebut "bunker" narkoba di salah satu kampus di Kota Makassar.
Ternyata, "bunker" itu hanyalah sebuah brankas atau safety box kecil berukuran 40x40 sentimeter yang ditanam para pelaku di salah satu ruangan kampus.
Selain Dodi, ada dua pejabat utama (PJU) di lingkungan Polda Sulsel yang juga dimutasi. Mutasi juga menyasar beberapa Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) di Sulsel.
"Iya di PJU Polda Sulsel ada tiga Dirnarkoba, Intel, dan Dirlantas," terang Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana, Senin.
Menurut Komang, mutasi ini dilakukan untuk penyegaran dalam tubuh organisasi dan institusi.
Baca selengkapnya: Dirnarkoba Polda Sulsel Dimutasi Tak Lama Usai Bongkar Brankas Narkoba di UNM Makassar
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain; Kontributor Surabaya, Ghinan Salman; Kontributor Maumere, Serafinus Sandi Hayon Jehadu; Kontributor Makassar, Reza Rifaldi | Editor: Robertus Belarminus, Muhamad Syahrial, Krisiandi, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.