KOMPAS.com - Tabungan sebesar Rp 112.576.000 milik siswa sebuah SD di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, belum dikembalikan pihak sekolah meski murid-murid tersebut sudah lulus.
Kejadian ini terungkap saat ada wali murid kelas 6 menanyakan tabungan yang belum dikembalikan, padahal anaknya sudah lulus.
Hal ini membuat wali dari 17 siswa tersebut protes ke pihak sekolah.
Berita lainnya, sebanyak empat remaja di Kabupaten Lebak, Banten, terlibat pembunuhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Jasad korban ditemukan dalam kondisi terikat dan sudah membusuk di kawasan Kecamatan Bayah pada Rabu (14/6/2023).
Sebelum dibunuh pada Jumat (9/6/2023), korban ternyata sempat disiksa oleh pelaku sejak tiga hari sebelumnya.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Jumat (16/6/2023).
Sebanyak 17 wali murid sebuah SD di Pangandaran melakukan protes kepada pihak sekolah. Penyebabnya adalah tabungan anaknya belum dikembalikan meski sang anak sudah lulus.
Total tabungan yang belum diberikan oleh pihak sekolah mencapai Rp 112.576.000.
Salah satu wali murid, Widiansyah, mengatakan, pihak sekolah mengaku tak punya uang, sehingga tabungan tersebut tak kunjung dikembalikan.
Widiansyah menuturkan, menurut pihak sekolah, tabungan para siswa itu berada di koperasi dan dipegang oleh seorang guru yang sudah pensiun.
"Ini, malah sampai dipinjamkan ke oknum-oknum guru. Harusnya kan, anak sudah tamat SD, uang tabungannya langsung diberikan," ujarnya, Senin (12/6/2023).
Baca selengkapnya: Tabungan 17 Siswa SD Senilai Rp 112 Juta Belum Diberikan, Ternyata Dipinjam Guru dan Komite
Sesosok mayat ODGJ ditemukan dalam kondisi terikat dan sudah membusuk di dekat pantai di kawasan Kecamatan Bayah, Lebak.
Korban dibunuh oleh empat remaja berinisial AD (13), MA (14), MI (15) dan HB (13). Sebelum dibunuh, korban sempat disiksa oleh pelaku.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lebak AKBP Wiwin Setiawan menjelaskan, para pelaku berbagi peran dari mulai perencanaan hingga eksekusi pembunuhan.
"MA yang punya ide, mengikat tali dan memukul korban dengan kayu," ucapnya, Jumat.
Lalu, AD berperan memukul korban dan membakar tangan korban. MI sempat memukul korban sebanyak dua kali, mengucurkan bensin, dan mengikat korban di pohon. Sedangkan, HB ikut menganiaya korban.
Para remaja tersebut melakukan perbuatan tersebut dipicu kekesalan pelaku karena korban adalah ODGJ. Di samping itu, korban juga pernah melempar batu ke MA dan mengenai punggung dan sepeda motornya.
Baca selengkapnya: Mayat Terikat di Lebak Korban Pembunuhan, Pelakunya Siswa SD dan SMP