KOMPAS.com - Kabar seputar kasus penipuan yang dilakukan oleh oknum polisi dan aparatur sipil negara (ASN) di Mabes Polri kepada penjual bubur asal Cirebon, Jawa Barat, mendapat sorotan para pembaca Kompas.com selama Senin (19/6/2023).
Terbaru, polisi baru saja menetapkan polisi berinisial SW dengan pangkat AKP dan ASN di lingkungan Mabes Polri berinisial NY sebagai tersangka.
Keduanya diduga melakukan penipuan penerimaan Bintara Polri tahun 2021 terhadap tukang bubur asal Cirebon, Jawa Barat, bernama Wahidin.
Sementara itu, Susmiati pekerja migran asal Desa Gumelar, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, rela mengadu nasib ke tiga negara demi bisa menyekolahkan ketiga anaknya.
Selama 10 tahun sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Susmiati telah merantau ke Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.
Kedua kabar tersebut bersama tiga artikel lainnya menerima banyak perhatian dari para pembaca Kompas.com selama Senin (19/6/2023).
Berikut 5 artikel Populer Nusantara selengkapnya:
AKP SW bersama menantunya Ipda D, serta dua temannya berinisial H dan NY diduga telah menguras harta milik tukang bubur di Cirebon, Jawa Barat, sebanyak ratusan juta rupiah.
Modusnya, mereka berjanji dapat meluluskan anak tukang bubur tersebut menjadi anggota Polri, sehingga Wahidin sampai harus menggadaikan rumahnya.
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Ariek Indra Sentanu mengatakan, pihaknya sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus dugaan penipuan penerimaan Bintara Polri tahun 2021.
Ariek menyampaikan, dua tersangka tersebut yakni oknum PNS Mabes Polri yang saat ini bertugas di Yanma berinisial NY, serta oknum polisi yaitu AKP SW.
"Inisial NY ini kami amankan di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kami amankan, langsung kami bawa ke Polres Cirebon Kota, dan langsung kami gelar perkara. Dinaikkan menjadi tersangka terhadap inisial NY ini,” kata Ariek, di Mapolres Cirebon Kota, Minggu petang (18/6/2023).
Baca selengkapnya: Polisi Tetapkan Tersangka Oknum Polisi Tipu Tukang Bubur di Cirebon, Ditangkap di Jakarta
Susmiati, perempuan kelahiran tahun 1977 itu memulai perantauan ke Singapura, Hong Kong, hingga Taiwan pada tahun 2002. Setelah 10 tahun, pada 2012 dia kembali ke pelukan anak-anak kesayangannya.